5 Fakta Kinerja Ekspor Indonesia yang Buat Jokowi Marah

Keduari Rahmatana Kholiqa, Jurnalis
Minggu 04 Februari 2018 19:23 WIB
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo menyindir Kementerian Perdagangan (Kemendag) dikarenakan kinerja eksport masih kalah dengan negara tetangga ASEAN. Kemendag pun kembali mengadakan rapat kerja 2018 untuk menindakanjuti hal tersebut guna meningkatkan kembali kinerja ekspor di Indonesia.

Berikut fakta-fakta mengenai Joko Widodo marah akan kinerja ekspor, seperti dirangkum Okezone, Minggu (4/2/2018).

1. Kalah dari Negara ASEAN Lain

Presiden menyebut ekspor Indonesia pada 2017 mencapai USD145 miliar masih kalah dengan Thailand yang mencapai USD231 miliar, Malaysia USD184 miliar dan Vietnam yang mencapai USD160 miliar.

"Negara sebesar ini kalah dengan Thailand. Dengan resources dan SDM yang sangat besar, kita kalah. Ini ada yang keliru dan harus ada yang diubah," kata Presiden saat pidato pembukaan rapat kerja Kementerian Perdagangan 2018 di Istana Negara Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Baca Juga: Jokowi Kesal, Mendag Bakal Pindahkan Pusat Promosi Indonesia yang Tidak Produktif

2. Ekspor Terlalu Monoton

Presiden menyebut, ada kekeliruan yang harus dibenahi sehingga ekspor Indonesia tidak kalah dengan negara-negara tetangga, yang jumlah penduduk dan sumber dayanya masih di bawah Indonesia. Jokowi juga menyebut Indonesia terlalu monoton dan mengurus pasar tradisional saja dan tidak mau membuka pasar baru.

"Kita enggak lihat Pakistan yang penduduknya 270 juta dibiarkan dan tidak diurus. Bangladesh misalnya penduduknya tidak kecil, 160 juta ini pasar besar meski sudah surplus tapi angkanya terlalu kecil. Afrika tidak pernah kita tengok, bahkan ada expo di sana kita tidak ikut. Kesalahan seperti ini yang rutin dan tidak pernah diperbaiki," kata dia.

3. Rapat Tak Hasilkan Solusi Baru

Jokowi mengingkatkan kepada Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita untuk melakukan evaluasi dan apa yang harus dilakukan dalam meningkatkan ekspor Indonesia.

"Setelah pembukaan (Raker) tolong Pak Menteri secara detil dievaluasi dan apa yang harus dilakukan. Jangan raker tapi tidak memunculkan sesuatu yang baru dan tidak memunculkan ide baru, gagasan baru agar kita bisa bersaing dengan negara lain," katanya.

Baca Juga: Jokowi Minta Ditutup, Mendag Justru Ingin Tambah ITPC Baru

4. ITPC Tak Produktif

Ketika jokowi menjelaskan dalam evaluasi kinerja perdagangan Indonesia dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) yang ada di luar negeri. Bahkan, dia meminta perdagangan dan ITPC yang tidak produktif untuk ditutup.

“ITPC apa bertahun-tahun kita memiliki ITPC apa yang dilakukan? Apa mau kita terus teruskan? Kala saya ndak. Saya lihat enggak ada manfaat ya saya tutup kalau saya,” tuturnya.

5. Penduduk Indonesia Lebih Banyak

Ketidakpuasan Presiden Jokowi dikarenakan total nilai ekspor selama 2017 masih kalah dari negara ASEAN lain seperti Thailand dan Malaysia. Dengan jumlah penduduk yang lebih banyak dari dua negara tersebut membuat Jokowi merasa geram akan kinerja ekspor Indonesia. Hal tersebut harus dibenahi lagi oleh Kemendag agar tidak terjadi hal yang seperti itu lagi.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya