WASHINGTON – Pemerintah Amerika Serikat (AS) langsung bereaksi keras terhadap gugatan yang dilayangkan pemerintah Indonesia dan Argentina terkait bea masuk atau pajak biodiesel yang masuk ke AS.
Dilansir Reuters, Departemen Perdagangan AS resmi mengerek tarif bea masuk biodiesel asal Indonesia dari 92,52% menjadi 276,65% sementara Argentina dinaikkan dari 60,44% to 86,41%. Kenaikan tarif bea masuk secara signifikan itu merupakan bagian dari tindakan pengamanan perdagangan yang dilakukan pemerintah AS terkait antidumping dan antisubsidi.
Baca Juga: Kampanye Negatif Sawit Persulit Ekspor Biodiesel
Keputusan final tarif bea masuk tersebut akan diambil Pengadilan Perdagangan Internasional pada 6 April mendatang dengan mempertimbangkan apakah industri biodiesel dalam negeri AS dirugikan oleh biodiesel impor dari Indonesia dan Argentina. Tapi, panel independen sudah menemukan kasus tersebut telah membuat industri biodiesel AS dirugikan.
Kebijakan bea masuk terbaru dari AS tersebut secara tidak langsung membuat biodiesel dari Argentina dan Indonesia tidak bisa dijual di pasar AS. Pasalnya, total tarif yang harus dibayar untuk biodiesel Indonesia mencapai 341% dan biodiesel Argentina 159%.
Baca Juga: RI Menangi Sengketa Anti-Dumping Biodiesel di WTO
“Keputusan hari ini membuat produsen biodiesel bisa bernafas lega akibat dari dampak praktik tertentu yang membuat distorsi pasar yang dilakukan oleh para produsen biodiesel luar negeri yang masuk ke pasar domestik. AS menghargai hubungan dengan Argentina dan Indonesia, bahkan sahabat terdekat kami harus bermain dengan aturan yang kami buat,” kata Wilbur Ross, Menteri Perdagangan AS, Rabu (21/2/2018) waktu setempat.
Kebijakan terbaru tersebut dibuat dua minggu setelah kesepakatan anggaran di Kongres mengeluarkan kredit pajak untuk biodiesel sebesar USD1 per galon, yang diperkirakan meningkatkan keuntungan produsen biodiesel AS.
Baca Juga: Uji Coba Biodiesel 30% Dilanjutkan di 2018
Kasus perdagangan ini awalnya diajukan oleh Dewan Biodiesel Nasional dan 15 perusahaan anggota yang menuding pasar biodiesel AS dibanjiri produk-produk impor yang disubsidi sehingga dijual dengan harga di bawah pasar. Akibatnya, produsen biodiesel AS tidak bisa mendapatkan keuntungan yang memadai.
“Keputusan pemerintah hari ini memberikan ruang bagi industri biodiesel dalam negeri untuk berkembang dan memproduksi lebih banyak bensin buatan AS sehingga memberikan keuntungan secara ekonomi dan lingkungan,” kata Kurt Kovarik, Presiden Dewan Biodiesel Nasional.
(Rahmat Fiansyah)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)