Ekonomi RI Masuk One Trillion Dollar Club

Koran SINDO, Jurnalis
Rabu 28 Februari 2018 09:56 WIB
Foto: Koran Sindo
Share :

“Ekonomi kita yang 1 triliun dolar itu kita sambut baik. Itu juga ada peran dari nilai tukar kita yang terjaga dengan baik, sehingga ekuivalen dalam dolar AS bisa menembus 1 triliun dolar,” ujarnya di sela-sela Konferensi Internasional Tingkat Tinggi yang diselenggarakan BI dan lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) di Jakarta. 

Agus menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia meski perlahan terus membaik dari 4,9% pada 2015 menjadi 5,07% pada 2017, dan tahun ini diharapkan bisa tumbuh di kisaran 5,1%-5,5%. Kajian IMF atas ekonomi Indonesia juga menyiratkan outlook positif. 

Baca Juga: Sektor Pariwisata dan Ekonomi Syariah Bisa Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru

Sementara untuk pertumbuhan ekonomi global, lembaga itu memproyeksikan di angka 3,9% tahun ini dan tahun depan. “Bahkan, mereka percaya ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,3%. Kita di pemerintah dan DPR menyepakati 5,4%, tetapi kalau dari IMF memproyeksikan 5,3% saya melihat ini cerminan kepercayaan dari IMF terhadap Indonesia,” tuturnya. 

Waspadai Kondisi Global 


Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde mengatakan, momentum naiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat menyebabkan kenaikan lebih lanjut dalam kesejahteraan ekonomi dan sosial. Menurutnya, selama dua dekade terakhir, tingkat kemiskinan menurun hampir 40%, harapan hidup meningkat lebih dari 6%, dan jumlah orang yang mengenyam pendidikan sekolah menengah juga naik 250%. 

Lagarde melihat Indonesia dan negara-negara ASEAN telah berhasil menciptakan kelas menengah yang dinamis dan membuka pintu menuju standar hidup yang lebih tinggi bagi jutaan orang. Dengan menghasilkan pertumbuhan yang kuat selama dua dekade terakhir, kawasan ini juga menjadi pendorong utama ekonomi global. 

“Kesuksesan ini bukanlah kebetulan. Ini tentang menerapkan kerangka kerja kebijakan yang kuat, menarik pelajaran dari masa lalu, dan merangkul perubahan dan keterbukaan,” ucapnya. Kendati demikian, Lagarde mengingatkan, lanskap perekonomian saat ini sedang berubah. 

Dia menggaris bawahi tiga tantangan utama yang harus dihadapi termasuk oleh negara kawasan ASEAN, yaitu mengelola ketidakpastian, menciptakan perekonomian yang lebih inklusif, dan menyiapkan revolusi digital. 

Ketidakpastian, ujar Lagarde, muncul antara lain dipicu langkah normalisasi kebijakan moneter yang secara bertahap dilakukan oleh negara-negara maju. Menurut dia, volatilitas pasar keuangan baru-baru ini menjadi pengingat bahwa transisi ekonomi yang mendasar sedang berlangsung. 

Lagarde pun mengingatkan per lunya mewaspadai dampaknya terhadap stabilitas keuangan termasuk prospek arus modal yang mudah berubah. Dia menambahkan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi saja tidak cukup. Agar berkelanjutan, model pertumbuhan baru juga harus lebih inklusif. 

Lagarde menyebut pentingnya investasi infrastruktur seperti yang tengah masif dilakukan pemerintah Indonesia. Hanya, ujar dia, investasi itu harus efisien sehingga dapat meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan menciptakan lapangan kerja. Lebih lanjut, Lagarde juga mengingatkan pentingnya mempersiapkan revolusi digital yang mengubah tempat kerjadan struktur ekonomi di kawasan ini dan di seluruh dunia.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya