Ekonomi RI Masuk One Trillion Dollar Club

Koran SINDO, Jurnalis
Rabu 28 Februari 2018 09:56 WIB
Foto: Koran Sindo
Share :

Studi McKinsey baru-baru ini menemukan bahwa 60% pekerjaan saat ini akan di otomatisasi. Hal ini patut diantisipasi, misalnya dengan mendorong lebih banyak wirausaha. Dia menuturkan, model pertumbuhan baru akan bergantung pada berbagai inovasi teknologi seperti kecerdasan buatan, robotika, bio teknologi, hingga teknologi keuangan atau fintech. 

Dengan lebih dari 1.700 startup, Lagarde memandang Indonesia sebagai ekosistem digital yang dinamis, tinggal bagaimana memanfaatkan revolusi digital ini sebaik-baiknya dengan memperbaiki infrastruktur digital dan membuat sistem pendidikan yang sesuai untuk masa depan. 

Senada, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, untuk mendapatkan manfaat ekonomi digital, terlebih dengan populasi penduduk muda, maka perlu di kembangkan infrastruktur pendukung yang menjadikan seluruh wilayah Indonesia lebih terkoneksi. Di bagian lain, pengamat ekonomi Institute For Develompent of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan PDB Indonesia yang mencapai USD1 triliun per tahun bisa menjadi daya tarik investasi yang semakin besar. 

Apalagi, PDB Indonesia juga ditopang dengan jumlah populasi yang mencapai lebih dari 250 juta penduduk. Namun, kata dia, masuknya perekonomian Indonesia ke kelompok satu triliun dolar terbilang telat, karena seharusnya sudah terjadi pada lima tahun silam. “Jadi jangan terlalu bangga, ini biasa saja. 

Kita diuntungkan jumlah penduduknya besar,” ujar dia. Bhima menambahkan, level Indonesia yang masuk pada kelompok perekonomian USD1 triliun per tahun tidak akan berdampak signifikan apa bila tidak diikuti oleh meningkatnya PDB per kapita masyarakat Indonesia yang saat ini hanya di kisaran USD3.600 per kapita per tahun. 

Sebagai perbandingan, di negara-negara maju, PDB per kapita per tahunnya minimal USD13.000. “Kita punya simulasi, kalau mau mengejar PDB per kapita per tahun di angka USD13.000 maka pertumbuhan ekonomi dalam negeri harus 11% per tahun. Kalau hanya 5-6% saja kita bisa terjebak dalam middle income trap di 2030,” ujar dia. 

(inda s/dita angga rusiana/oktiani endarwati)

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya