CIREBON - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melakukan pemantauan seluruh gudang beras milik Perum Bulog dari Jakarta sampai Cirebon. Pemantuan dilakukan seiring dengan beras impor yang sudah masuk ke Indonesia.
Setelah melihat beras impor di Gudang Bulog Divre DKI Jakarta, Enggar bersama Direktur Utama Perum Bulog dan rombongan Kementerian Perdagangan meninjau Gudang Bulog Singakerta II, Kabupaten Indramayu, Gudang Bulog Tuk, Kota Cirebon dan Gudang Bulog Ciperna, Kabupaten Cirebon.
Selain memastikan beras impor tersimpan rapih di seluruh Gudang Bulog, Enggar pun mengecek harga bahan pokok di Pasar Baru Kabupaten Indramayu, Pasar Celangcang, Kabupaten Cirebon dan Pasar Pagi Kota Cirebon.
Baca Juga: Dari Jakarta, Mendag Langsung Tengok Kesediaan Beras di Cirebon
Di akhir peninjauannya, Enggar mengatakan hal pertama selama kunjungan yang wajib dilihat adalah ketersedian beras Bulog untuk Operasi Pasar dan bagaimana perkembangan harga di pasarnya.
"Ada beras bulog, tapi belum semua pedagang seperti di Pasar Pagi (Kota Cirebon) jual beras Bulog. Jadi Pak Dirut dengan Divre dan mitra pasar harus sediakan beras medium di bawah HET, tujuannya agar masyarakat bisa mendapatkan beras terjangkau," ujarnya, Rabu (28/2/2018).
Kemudian dari peninjaunnya, Enggar juga mau memastikan ketersedian stok beras di seluruh Gudang Bulog ada. Dari hasilnya, memang ada gudang yang hampir kosong, karena panen raya di Indramayu baru terjadi Maret-April.
Meski kosong, dia memastikan, Indramayu tidak membutuhkan beras impor, karena kota ini menjadi salah satu sentra beras nasional. "Jadi Kita tunggu panen, tapi kalau diperlukan untuk OP, Pak Djaor siap kirimkan darimana pun. Kalau dilihat sepanjang jalan menarik ada harapan padi sudah hijau menuju panen," tuturnya.
Baca Juga: Beras Impor Thailand dengan Vietnam, Apa Bedanya?
Enggar berharap cuaca di Cirebon dan Indramayu mendukung selama panen raya. Sebab, sebelumnya terjadi banjir di Cirebon bagian Timur yang mengakibatkan sejumlah sawah terendam. "Cuaca di Cirebon sedikit banyak ada dampaknya. Tapi kita harap segera membaik," ujarnya.
Secara keseluruhan, Enggar memastikan saat ini Indonesia tengah panen raya. Untuk itu, masyarakat tidak perlu khawatir dengan kekurangan beras.
Saat ini, beras yang sudah di impor sebanyak 261.000 ton, peruntukannya digunakan sebagai tamabahan cadangan beras Bulog. Penguatan stok beras diperlukan, karena cadangan beras digunakan saat terjadi kekurangan.
"Impor jangan dipertentangkan dengan petani, karena itu untuk memperkuat stok, tetapi petani tidak dirugikan. Jadi Bulog tetap serap gabah dan padi sesuai ketentuan," ujarnya.