Penerapan Inaportnet di Pelabuhan Tanjung Priok juga menciptakan pelayanan yang transparan. Sebelum sistem ini diterapkan, pengguna jasa masih perlu berkomunikasi kepada berbagai pihak untuk mendapatkan posisi kapal dan barang serta lamanya waktu pergerakan barang yang belum diketahui. Adapun waktu inap kontainer belum diketahui secara realtime dan waktu penerbitan DO dan SP2 belum terukur dan belum dapat diketahui.
"Kini, permasalahan-permasalahan tersebut telah teratasi dengan penerapan inaportnet V.2. Saat ini bisa dilakukan Tracking dan Tracing posisi kapal dan barang dengan mudah informasi posisi kapal dan barang lebih valid dengan mengakses online Inaportnet V2," jelasnya.
Selain mampu memantau posisi dan pergerakan barang serta waktu inap kontainer secara realtime. Sistem ini juga memangkas penerbitan DO dan SP2 yang dapat diketahui langsung. "Dengan Inaportnet akan menciptakan efisiensi biaya operasional pengurusan pelayanan kapal, efisiensi biaya operasional pengurusan DO dan efisiensi biaya pengurusan CFS. Dengan demikian, penerapan inaportnet turut berkontribusi dalam akan menciptakan pelayanan kepelabuhanan yang lebih murah," pungkasnya.
Sebagai informasi, sebanyak 16 pelabuhan di Indonesia telah menerapkan Aplikasi Inaportnet V.1. Adapun penerapan Inaportnet V.2 tersebut di pelabuhan Tanjung Priok merupakan bagian dari program quick win Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebagai langkah nyata dalam memperbaiki pelayanan kepada publik, khususnya di sub sektor perhubungan laut.
Program dalam quick win Kementerian Perhubungan ini, nantinya akan menjadi bagian yang dinilai oleh Tim Quality Assurance dari BPKP dalam rangka penjaminan kualitas pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian Perhubungan.
Program Quick Win itu sendiri memiliki tujuan membangun kepercayaan masyarakat melalui program yang mendukung kepentingan dan pemenuhan hak dasar masyarakat dalam pelayanan cepat, mudah, dan terjangkau. (Ichsan Amin)
(Dani Jumadil Akhir)