Pertumbuhan Sektor Pertanian hingga Peternakan Hanya 3%-4%

JAKARTA - Sektor pertanian, peternakan dan perikanan memiliki peran dalam hal penyerapan tenaga kerja paling banyak sekira 32% atau hampir 50 juta orang.

Hanya saja, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia melihat pertumbuhan sektor ini terbilang lambat hanya  3%-4% setiap tahun. Di samping itu, kontribusi sektor-sektor tersebut terhadap PDB baru di level 13%-14%.

"Kami lihat di sekor ini yang bisa sebagai alat untuk pemerataan ekonomi di sektor pertanian, peternakan dan perikanan,” tutur Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani, di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (6/3/2018).

Baca Juga: Swasembada Pangan Bisa Dikebut dengan Pengembangan Kawasan Pertanian Modern

Untuk itu Kadin berencana menggelar Jakarta Food Security Summit (JFSS) keempat pada 8-9 Maret 2018 dengan tema pemerataan ekonomi sektor pertanian, peternakan dan perikanan melalui kebijakan dan kemitraan. Dengan program tersebut, kontinuitas penyelenggaraan program ini merupakan bagian dari upaya mendorong iklim dengan upaya ketahanan pangan harus kondusif.

Menurutnya, Kadin sudah mendorong kolaborasi kemitraan antara petani,  nelayanan dengan pelaku usaha. Tercatat sudah ada 24 kerjasama, di mana hal ini akan diperlihatkan dalam acara JFSS ke-4.

Baca Juga: Mentan Ingin Ubah Paradigma Pertanian dari Tradisional Jadi Modern, Bagaimana Caranya?

"Kita kerjasama 24 perusahaan dan libatkan 430 ribu petani hingga nelayan. Kita target untuk capai 1 juta petani ke depannya. Oleh sebab itu, kita pun ingin mencoba memaparkan apa yang perlu didukukan bersama-sama. Supaya akselerasi program kemitraan berjalan baik," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Kadin bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan Franky O Widjaja mengatakan, komitmen dunia usaha dalam pengembangan sektor pertanian telah dilakukan dengan konsisten dan berkelanjutan.

"Produktivitas di sektor pangan harus ditingkatkan dari tahun ke tahu dan sektor pertanian yang banyak menyerap tenaga kerja harus selalu diupayakan kemajuan dan pengembangannya," ujarnya.

(ulf)

(Rani Hardjanti)