BEKASI – Pekan kedua kebijakan ganjil genap di gerbang tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) memberikan diskon 50% untuk tarif bus Transjabodetabek Premium dari Bekasi ke Jakarta.
”Penurunan tarif mulai di berlakukan hari ini (kemarin), tarif yang awalnya Rp20.000 menjadi Rp10.000 setiap orang,” kata Kepala BPTJ Kemenhub, Bambang Prihartono, kemarin.
Menurut dia, harga promo diskon 50% tarif bus Transjabodetabek Premium berlaku untuk semua operator. Penurunan tarif ini merupakan strategi untuk mendongkrak okupansi penumpang bus. Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, perpindahan penumpang dari kendaraan pribadi keangkutan massal tersebut baru mencapai 30%. Angka ini belum memuaskan dibanding dengan ketersediaan bus yang mencapai 48 unit.
Bus ini disediakan oleh tiga perusahaan otobus (PO) yakni Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD), Transjakarta (Royal trans), dan Blue bird (Big Bird).
Apalagi, peralihan pengendara mobil pribadi ke angkutan umum merupakan implementasi dari tiga paket kebijakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Selain penurunan tarif bus, tarif parkir kendaraan milik penumpang juga demikian. Tarif yang awalnya Rp10.000 menjadi Rp5.000 per kendaraan dengan catatan menunjukkan tiket bus Transjabodetabek saat bertransaksi di loket parkir.
Bambang memastikan, penurunan tarif ini tidak merugikan perusahaan penyedia jasa ter sebut sebab mereka memiliki penghitungan bisnisnya masing-masing dengan kajian yang sistematis.
”Tidak akan merugi, tapi berdampak nanti nya peningkatan penumpang,” tegasnya.
Humas PPD Desy Puspita menambahkan, penurunan tarif tersebut berdampak pada peningkatan jumlah penumpang Transjabodetabek Premium kemarin.
”Peningkatan jumlah penumpang ke Jakarta memang mul i terasa daripada sebelumnya. Saya melihat ada kenaikan yang signifikan,” katanya.
Terkait data jumlah penumpang, dia mengaku masih melakukan rekap data jumlah penumpang dari arah Bekasi ke Jakarta dan sebaliknya. Meski demikian, penerapan ganjil-genap di dua gerbang tol tersebut sangat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah penumpang. Penurunan tarif Transjabodetabek sebesar 50% dari Bekasi Barat dan Bekasi Timur disambut baik oleh pemerintah setempat.
Namun, pemerintah daerah meminta penurunan tarif berlaku selamanya dan bukan sekadar promosi untuk memikat warga Bekasi menggunakan transportasi massal tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana mengatakan, pemerintah daerah mendukung kebijakan pemerintah pusat tersebut. Namun, pemerintah meminta penurunan tarif itu berlaku selamanya.
”Kalau bisa, Kemenhub memberlakukan tarif itu selamanya,” katanya.
Bayu (35), pengguna Bus Transjabodetabek, berharap penurunan tarif tidak menurunkan pelayanan. ”Tarif turun jangan sampai pelayanan yang kita dapatkan jadi berkurang, jadi fasilitas tetap sama dan warga Bekasi banyak menggunakan bus ini,” kata warga Jatimulya ini.
Di sisi lain, lima hari pelaksanaan tiga paket kebijakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, BPTJ Kemenhub mencatat ribuan kendaraan golongan I dihalau petugas di Gerbang Tol (GT) Bekasi Barat I, Bekasi Barat II, dan Bekasi Timur II.
Pengendara yang hendak masuk ke ruas tol Jakarta- Cikampek (Japek) menuju Jakarta itu dihalau karena pelat kendaraannya tidak sesuai dengan jadwal yang berlaku. ”Ada 1.040 kendaraan berhasil dihalau dari dua gerbang tol di Bekasi,” kata Bambang Prihartono.
Rinciannya, di GT Bekasi Barat I sebanyak 454 kendaraan, GT Bekasi Barat II ada 336 kendaraan, dan terakhir GT Bekasi Timur II ada 250 kendaraan.
”Ribuan kendaraan berhasil dihalau selama penerapan ganjil-genap selama lima hari ter sebut,” ujarnya.
Budi menjelaskan, kebijakan yang dikeluarkan itu berimplikasi pada arus lalu lintas di ruas tol dan Jalan KH Noer Ali (Ka limalang) menuju Jakarta. Dia mencatat terjadi penurunan rasio volume kendaraan dengan ketersediaan jalan raya (V/C) hingga 49,52% di ruas tol Japek.
Rasio V/C yang awalnya mencapai 1,05 kini menurun menjadi 0,53. Angka ini menunjukkan arus lalu lintas kendaraan di ruas tol cukup lancar dibanding angka 1 dengan makna terjadi kemacetan.
”Kecepatan kendaraan naik 23,13 kilometer per jam menjadi 33,00 kilometer arah Jakarta,” ungkapnya.
Meski mengalami penurunan, di Jalan KH Noer Ali justru meningkat sebesar 0,01. Rasio yang awalnya sebesar 0,55 naik men jadi 0,56. Namun, dia memastikan tidak terjadi kepadatan kendaraan di ruas jalan arteri itu.
(abdullah m surjaya)
(yau)
(Rani Hardjanti)