Indef: Pemerintah Masih Sangat Tergantung dengan Utang

Lidya Julita Sembiring, Jurnalis
Rabu 21 Maret 2018 13:27 WIB
Foto: Lidya Julita Sembiring/Okezone
Share :

JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai pemerintah Indonesia hingga saat ini masih sangat tergantung kepada utang. Hal ini terlihat dari utang yang semakin besar dibandingkan penerimaan negara dari pajak.

Ekonom Indef Riza Annisa Pujarama mengatakan, pada 2017 lalu bahkan rasio utang Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto hampir mencapai 29%.

"Rasio utang terhadap belanja pemerintah dan penerimaan pajak, jadi utang kita lebih besar dari belanja pemerintah dan penerimaan pajak. Hampir dua kali lipat. Ini menggambarkan kita masih sangat tergantung dengan utang," ungkapnya di Kantor Indef, Selasa (21/3/2018).

Baca Juga: Pembayaran Utang Tak Bisa Andalkan Pajak

Menurutnya, meningkatnya belanja pemerintah pusat seiring juga dengan utang yang meningkat, tapi tidak ada perubahan secara struktural belanja pemerintahnya. Sementara itu, belanja modalnya, tidak banyak berubah yaitu di kisaran 16% tapi yang meningkat belanja pegawai dan belanja barang, dan kewajiban pembayaran utang yang semakin tinggi.

"Ini berdampak pada kesinambungan stabilitas fiskal kita kedepannya. Bagaimana kita bisa membiayai utang sementara tax ratio kita masih rendah. Bahkan setelah ada kebijakan tax amnesty," jelasnya.

Baca Juga: 8 Fakta tentang Utang Pemerintah yang Mencapai Rp4.000 Triliun

Lebih lanjut, dia menyebut, posisi utang pemerintah terus meningkat sedangkan utang swasta melambat di 2017. Utang pemerintah terus meningkat agresif sejak 2015. Sekali peningkatannya yaitu sebesar Rp556 triliun yang diklaim untuk membiayai pembangunan infrastruktur.

"Belanja pemerintah pusat ditopang banyak oleh SBN yang jumlahnya lebih dari 50%, dan SBN ini berdasarkan kepemilikannya lebih banyak dimiliki asing. Ini yang harus diwaspadai apalagi kurs terdepresiasi. Ini yang menyebabkan capital outflow," tegasnya.

Baca Juga: Utang Pemerintah Tembus Rp4.034,8 Triliun, Ini Bedanya dengan Jepang

Menurutnya, kondisi utang Indonesia itu masih dibilang cukup aman, berdasarkan rasio utang terhadap PDB yang masih di bawah 60%. Tapi dikhawatirkan bisa terjadi defisit anggaran yang takut mencapai batas maksimal.

"Sekarang saja defisit anggaran 2,6%. Rasio keseimbangan primer negatif sejak 2013. Itu artinya kita membayar utang dengan membuat utang baru. Jadi gali lobang tutup lobang. Ini kurang bagus," tukasnya. (yau)

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya