Lebih lanjut, dia menyebut, posisi utang pemerintah terus meningkat sedangkan utang swasta melambat di 2017. Utang pemerintah terus meningkat agresif sejak 2015. Sekali peningkatannya yaitu sebesar Rp556 triliun yang diklaim untuk membiayai pembangunan infrastruktur.
"Belanja pemerintah pusat ditopang banyak oleh SBN yang jumlahnya lebih dari 50%, dan SBN ini berdasarkan kepemilikannya lebih banyak dimiliki asing. Ini yang harus diwaspadai apalagi kurs terdepresiasi. Ini yang menyebabkan capital outflow," tegasnya.
Baca Juga: Utang Pemerintah Tembus Rp4.034,8 Triliun, Ini Bedanya dengan Jepang
Menurutnya, kondisi utang Indonesia itu masih dibilang cukup aman, berdasarkan rasio utang terhadap PDB yang masih di bawah 60%. Tapi dikhawatirkan bisa terjadi defisit anggaran yang takut mencapai batas maksimal.
"Sekarang saja defisit anggaran 2,6%. Rasio keseimbangan primer negatif sejak 2013. Itu artinya kita membayar utang dengan membuat utang baru. Jadi gali lobang tutup lobang. Ini kurang bagus," tukasnya. (yau)
(Rani Hardjanti)