Pembelian secara rata-rata ini juga bisa dilakukan saat saham mengalami kenaikan (average up). Saat satu saham yang ditopang kekuatan fundamental bagus telah menemukan momentum kenaikan, investor juga bisa melakukan pembelian bertahap mengikuti kenaikan. Biasanya, berdasarkan hasil riset perusahaan seku ritas, ada target kenaikan sampai pada posisi tertentu mendekati level resistensinya.
Level ini biasanya satu saham mendekati batas kenaikan, sampai ada strategi bisnis tertentu yang bisa mengerek kembali kenaikan harga saham tersebut. Untuk mencapai hasil optimal pada strategi ini, timing atau ketepatan waktu melakukan pembelian pada posisi mendekati support level ikut menentukan keberhasilan. Sebab, penurunan satu saham lazimnya akan sampai pada posisi yang disebut support level atau level topang, level yang dianggap saham mencapai harga yang murah yang diprediksi tidak turun lebih jauh.
Pendekatan berikut yang lazim digunakan saat terjadi fluktuasi pasar adalah strategi mengekor. Strategi mengekor (follower) biasanya akan dilakukan investor mengikuti arah pergerakan pasar. Saat pasar sedang dalam tren kenaikan, maka saham yang dipantau adalah saham-saham yang menentukan pergerakan IHSG.
Lazimnya kelompok saham ini merupakan saham blue chips yang kualitas fundamental dan likuiditasnya sudah tidak diragukan. Untuk menempuh strategi ini, investor harus ditopang modal yang memadai. Sebab, transaksi saham dengan posisi sebagai follower membutuhkan modal memadai, mengikuti kenaikan harga saham. Saat saham yang dibeli terus mengalami kenaikan, dana yang di butuhkan akan mengikuti.
Tak jarang investor akan melakukan kebijakan cutloss (menjual rugi) atas saham lain yang prospeknya belum bisa dipastikan untuk menopang pembelian beberapa saham lain yang dianggap potensial. Pola transaksi mengekor relatif aman dilakukan pada saham dengan size yang memadai dan punya track record bagus. Umumnya investor akan membeli saham-saham yang merupakan market leader pada sektor usahanya yang sedang dalam tren bisnis yang positif.
Strategi ini sangat disarankan saat pasar sedang dalam tren bullish. Sebab, pada pasar bullish, investor yang mengekor akan dapat ikut menikmati kenaikan harga saham dari aksi yang dilakukan pemimpin pasar. Namun demikian, dalam keadaan bearish , strategi itu sangat riskan untuk dilakukan.
Sumber: Bursa Efek Indonesia
(Rani Hardjanti)