BUMN Tak Boleh Merugi, Harus Bersinergi

Koran SINDO, Jurnalis
Senin 26 Maret 2018 14:54 WIB
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
Share :

Pengamat BUMN Said Didu mengatakan, upaya pemerintah memperbaiki kinerja keuangan BUMN yang masih rugi melalui sinergi terutama dalam sektor yang sama merupakan langkah paling tepat.

”Jadi paling penting bukan berapa jumlah BUMN rugi yang bisa dikurangi, tapi berapa total peningkatan laba yang bisa diraih perusahaan tersebut,” kata Said di Jakarta, kemarin. 

Menurut dia, terdapat lima strategi yang bisa dilakukan pemerintah mengurangi BUMN rugi. Pertama, melakukan peleburan atau holding dengan sektor BUMN yang sama, kedua dengan cara merger, ketiga melalui akuisisi, keempat likuidasi, dan kelima sinergi BUMN. 

”Dengan holding, kerugian bisa ditutup induk usaha, untuk likuidasi dilakukan BUMN yang sakit parah, sedangkan akuisisi pernah dilakukan PLN dan Bahtera Adiguna. Jadi yang paling tepat itu merger dan sinergi BUMN,” ujarnya. 

Meski demikian, menurut dia, sinergi BUMN ini juga harus memperhatikan peraturan yang berlaku. Jangan sampai terjadi persaingan yang bisa melanggar ketetapan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). 

Di sisi lain, sinergi BUMN juga bisa menjadi beban bagi perusahaan lain. ”Sinergi BUMN memang salah satu caranya, tapi paling rawan jangan sampai menjadi beban bagi BUMN lain. Perlu diwaspadai juga jangan sampai melanggar persaingan usaha oleh KPPU,” katanya. 

Dihubungi terpisah, Anggota Komisi VI DPR Nasril Bahar menambahkan, selain didorong pemerintah, dibutuhkan strategi tepat dari BUMN tersebut untuk menekan kerugian tahun ini. Salah satu upayanya dengan memperjelas rencana bisnis perusahaan. 

”Selain itu, mereka harus fokus ke business plan tersebut. Di sisi lain, efisiensi harus di lakukan, BUMN juga harus melakukan optimalisasi kinerja termasuk mengoptimalisasi aset yang menganggur,” kata Nasril.

Menurut dia, BUMN yang kuat dari segi operasional dan juga neraca keuangan bisa menjadi pendorong ekonomi nasional. Di sisi lain, perusahaan pelat merah tersebut juga didorong untuk bisa berkompetisi dengan BUMN dari negara lain. Jika masih mengalami kerugian hal tersebut tentu sulit dilakukan. 

(heru febrianto/ant) 

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya