Begini Plus Minus Program Kuliah dengan Dana Pinjaman

Koran SINDO, Jurnalis
Minggu 01 April 2018 10:27 WIB
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Pinjaman biaya kuliah (dana pendidikan) kembali diwacanakan. Program yang digagas langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu digadang-gadang mampu mengurangi angka putus pendidikan di perguruan tinggi.

Sejatinya, skema pinjaman untuk mahasiswa ini pernah ada 15 tahun lalu. Namun, tidak berkelanjutan karena banyak permasalahan di dalamnya.

Banyak yang khawatir kejadian ini terulang lagi. Akan tetapi pemerintah mendorong perbankan nasional untuk mewujudkan ide program Kredit Pendidikan.

Banyak pihak masih optimistis gagasan Jokowi ini mampu membangkitkan niat masyarakat untuk melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi. Wakil Rektor III Institut Pertanian Bogor (IPB) bidang Kerja Sama dan Sistem Informasi Dodik Ridho Nurrochmat bahkan menilai mahasiswa yang mampu membayar pinjaman dengan baik dan tepat waktu sebagai mahasiswa berkualitas mengetahui amanah yang harus diselesaikan.

Baca Juga : Long Weekend Bisa Jadi "Biang Kebangkrutan"


Kekhawatiran terhadap kredit macet tidak akan terjadi apabila memang mahasiswa punya tanggung jawab besar untuk sekolah sebaik-baiknya lalu ketika sudah bekerja dapat bertanggung jawab dalam menyelesaikan tanggungannya. Di sinilah peran universitas untuk membina mahasiswa untuk pembentukan karakter.

“Harus terus dibimbing, terutama mereka yang mengambil pinjaman dimotivasi agar bisa mengembalikan. Lebih bagus ini dari beasiswa karena di balik kuliah ada tanggung jawabnya,” ungkap Dodik.

Namun, Dodik menyarankan, pinjaman hanya diberikan kepada mahasiswa yang sudah punya usaha.  Banyak generasi masa kini yang mulai berbisnis bisa mengajukan pembiayaan untuk kuliahnya. Dodik menegaskan, pinjaman bagi mahasiswa ini sebuah kemajuan yang harus dipersiapkan dengan matang.

Akankah kebijakan ini berdampak besar bagi pendidikan di Indonesia, terutama di bidang sains dan teknologi? Dodik mengatakan, semua bergantung skala dan skema kreditnya juga tentu penyaluran tepat sasaran atau diberikan kepada orang yang tepat, amanah, dan tepat pembiayaan.

Baca Juga : Tak Lapor SPT, Siap-Siap Didenda Rp100.000


“Kalau ingin bersaing dengan negara lain, seperti Taiwan dan Korea tentu tidak cukup hanya dengan kredit mahasiswa. Perlu juga ada kebijakan, fiskal, dan etos kerja yang mendukung,” ungkapnya. Terlepas dari banyak masalah pada masa lampau, program kredit bagi mahasiswa ini bisa meningkatkan kualitas kelompok intelektual.

Pakar pendidikan Totok Amin menilai, bukan hanya semakin banyak yang berpendidikan tinggi, tapi bagaimana mereka bisa membangun kepercayaan. “Mereka yang sudah S-2 dan S-3 menjadi fondasi untuk kelas menengah ke atas. Kalau mereka dapat membangun kepercayaan sosial jadi modal kuat ke depannya dapat kepercayaan yang tinggi dari perbankan,” ungkapnya.

Pinjaman untuk studi lanjut memang mendukung dan sangat membantu yang ingin meneruskan sekolah. Memang sebenarnya sudah ada beasiswa LPDP lebih aman dari segi keuangan, tetapi proses seleksinya lebih ketat. “Pinjaman bank ini untuk mereka yang tidak mendapatkan beasiswa.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya