JAKARTA - Bank Indonesia (BI) meyakini investor asing akan kembali membawa dananya ke dalam negeri. Pasalnya, imbal hasil (yield) yang ditawarkan Surat Berharga Negara (SBN) dinilai masih menarik bagi investor.
Keluarnya dana asing (capital outflow) dari Indonesia diakibatkan kenaikan yield UST (suku bunga obligasi negara AS) yang kini mencapai 2,9% pada hari ini, Jumat (4/5/2018). Di mana pada 26 April sempat mencapai mencapai 3,03% atau persentase ini tertinggi sejak tahun 2013. Hal ini membuat USD menguat dan Rupiah melemah mendekati Rp14.000 per USD.
Baca Juga: Bos Mandiri Sarankan Bank Indonesia Mulai Ubah Arah Kebijakan
Kepala Departemen Pendalaman Pasar Keuangan Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsyah mengatakan, terjadinya arus keluar dana asing (capital outflow) pada pasar SBN maupun saham hanya pada portofolio yang bersifat jangka pendek atau (shortterm). Sedangkan yang bersifat jangka panjang (longterm) masih menahan dananya di dalam negeri.
"Semua real money investor masih stay, mereka masih percaya ekonomi Indonesia," ujar dia dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Jumat (4/5/2018).