Rupiah Anjlok ke Rp14.000/USD, Simak 6 Faktanya

Yohana Artha Uly, Jurnalis
Kamis 10 Mei 2018 11:24 WIB
Uang Rupiah. Foto: Ilustrasi Shutterstock
Share :

JAKARTA - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) terus melanjutkan pelemahannya. Melansir Bloomberg Dollar Index pada Senin, 7 Mei 2018 Rupiah bahkan tertekan ke level Rp14.001 per USD.

Penguatan USD pun terus berlanjut, memukul Rupiah ke level Rp14.084 per USD pada penutupan perdagangan Rabu, 9 Mei 2018.

Kondisi ini pun membuat Gubernur BI hingga Pengamat angkat bicara. Berikut fakta-fakta dibalik pelemahan Rupiah, seperti yang dirangkum Okezone, Kamis (10/5/2018):

1.Rupiah Tak Melemah Sendirian

Gubernur BI Agus Martowardojo menyatakan pelemahan Rupiah merupakan dampak dari menguatnya USD secara berskala luas (broadbased) terhadap seluruh mata uang, sehubungan dengan semakin solidnya ekonomi AS di tengah lambatnya pemulihan ekonomi di berbagai kawasan.

Depresiasi Rupiah pun tak lebih tinggi dibandingkan dengan negara lainnya.

Nilai tukar Rupiah secara year to date (ytd) per 8 Mei 2018 melemah 3,44%, sedangkan Peso Filipina melemah 3,72%, Rupee India 4,76%, Real Brasil 6,83%, Rubel Rusia 8,93%, dan Lira Turki 11,51%.

"Tekanan pada nilai tukar mata uang negara-negara maju lainnya juga besar," kata Agus dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu 9 Mei 2018.

2. Sudah Alami Tekanan Sejak 5 Tahun Terakhir

Agus menyatakan, Indonesia telah mengalami beberapa tekanan yang cukup besar seperti saat ini dalam lima tahun terakhir, sejak bank sentral AS melakukan program tapering off di tahun 2013. Dengan demikian, Indonesia diyakini bisa melewati tekanan ini, seperti yang terjadi selama 5 tahun terakhir.

"BI meyakini bahwa Indonesia juga akan berhasil melewati tekanan saat ini dengan baik, dengan perekonomian yang tetap tumbuh berkesinambungan dan stabil," katanya

3. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap Baik

Agus mengungkapkan, kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia tercermin dari data realisasi pertumbuhan PDB Triwulan IV 2017, serta pertumbuhan PDB Triwulan I 2018 sebesar 5,06% (yoy), yang tetap stabil, kuat, dengan struktur ekonomi yang lebih baik.

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2018 merupakan capaian tertinggi di pola musiman triwulan I sejak tahun 2015. Permintaan domestik yang meningkat pada triwulan I 2018 juga didukung oleh investasi yang naik dan konsumsi swasta yang tetap kuat. Sementara itu, kestabilan inflasi tetap terjaga pada level rendah sesuai target 3,5%+/-1%.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya