Sistem Perdagangan Bursa Efek Berusia 23 Tahun

Ulfa Arieza, Jurnalis
Selasa 22 Mei 2018 11:06 WIB
Bursa Efek Indonesia. Foto: Ulfa/Okezone
Share :

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko Sulistyo Budi menjelaskan, proyek ini meliputi tiga hal. Selain melakukan pembaharuan sistem perdagangan, bursa juga melakukan pembaharuan infrastruktur perdagangan. Selain itu, bursa juga memindahkan pusat data perdagangan efek (data center) dari gedung perkantoran ke gedung khusus data center dengan spesifikasi tier 3. Sebagai gambaran, proyek ini melibatkan 20 vendor serta tim yang beranggotakan hampir 100.

"Jadi idenya mulai akhir 2015 Pak Tito (Tito Sulistio) meminta untuk memindahkan data center, waktu itu ada beberapa option, kemudian kita coba cari tempat yang representatif di sekitar Jakarta. Kemudian awal 2016 kita secara resmi mulai encage dengan Nasdaq provider kita untuk sistem perdagangan," jelas dia.

Setelah dua pekan beroperasi dengan sistem perdagangan baru, Tito menyebut kapasitas yang terpakai baru mencapai 800.000 transaksi per hari. Akan tetapi, bursa harus mempersiapkan langkah apabila terjadi kenaikan jumlah transaksi hingga mencapai 15 kali sebagaimana yang pernah terjadi di bursa saham China.

"Tapi kapasitas sebenarnya yang kedua, yang paling penting adalah speednya dari 4000 (order per detik) ke 12.000 (order per detik). Kemudian, setiap empat tahun hardware mesti berubah absolute, ini hardware baru. Jadi JATS juga diperbaharui yang paling penting itu," tegas Tito.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya