Dia menyatakan, potensi bisnis jasa transportasi dan logistik laut, termasuk angkutan batu bara, sangat terbuka lebar didorong melimpahnya cadangan batu bara dan hasil tambang lainnya di dalam negeri.
"Prospek bisnis kami juga ditopang kebutuhan jasa angkutan laut yang semakin banyak, selain dari komoditas batu bara," katanya.
Sementara itu, untuk kegiatan IPO perseroan menggunakan laporan keuangan per Desember 2017 sebagai dasar valuasi. Pendapatan usaha di 2017 mencapai Rp650,38 miliar atau naik 15% dari tahun 2016 sebesar Rp565,13 miliar. Sedangkan aset hingga Desember 2017 mencapai Rp 844,99 miliar atau naik 15% dari tahun sebelumnya sebesar Rp732,17 miliar.
Setelah IPO, perseroan akan membagikan dividen atas laba bersih kepada pemegang saham sebesar 20% dari laba, jika laba bersih mencapai Rp100 miliar dan sebesar 25% bila laba bersih di atas Rp100 miliar. Pembagian dividen akan dilakukan mulai dari tahun 2019 berdasarkan laba bersih setelah pajak tahun buku 2018, dengan memperhatikan keputusan para pemegang saham dalam RUPS.