JAKARTA - Pemerintah tengah mencari cara menurunkan impor untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan. Badan Pusat Statistik (BPS) merilisi dalam dua bulan terakhir neraca perdagangan selalu defisit.
Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, ada yang instan yang bisa digunakan untuk menghemat impor, salah satunya substitusi.
"Nah substitusi impor bahan baku kita dorong untuk investasi, tapi kalau industri yang ada itu kan langsung penghematan devisa. Nah yang bisa langsung penghematan devisa ini yang harus digenjot karena hasilnya instan," katanya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (6/7/2018).
Airlangga mencontohkan, Indonesia punya keunggulan ekspor pada industri automotif. Untuk itu, usulan Kemenperin soal PPnBM harus segera 0%, karena pasar ekspor automotif sedangkan kompetitif.
Dengan kompetitifnya sektor automotif, maka bisa dilakukan pertukaran dengan barang impor yang selama ini begitu besar. Misalnya, free trade dengan Australia yang selama ini Indonesia ketergantungan impor terhadap gandum dan sapi.
"Nah kompensasi barang kita paling mudah adalah garmen dan automotif, sehingga bisa segera dipertukarkan karena kita ada kapasitasnya, bukan tunggu investasi lagi, tunggu apa," tuturnya.