JAKARTA - Pengusaha yang tergabung dalam Gabung Pegusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) tengah mengkaji rencana kenaikan harga produk. Hal tersebut dilakukan seiring terus melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Ketua Umum Gappmi Adhi Lukman mengatakan, pelemahan nilai tukar sangat berpengaruh besar terhadap bahan pokok. Bila dihitung pengaruhnya sampai 3%-6% tergantung jenis industri, kategori pangan dan semakin besar ketergantung impor semakin tinggi kenaikan harga pokok industrinya.
"Ini sekarang kita sedang me-review apakah perlu naikan harga pokok atau tidak, industri selalu efisiensi dan pertimbangkan apakah perlu ganti bahan baku, kemasan, apakah perlu mengubah ukuran, jual dan sebagainya. Ini semua dalam kajian," tuturnya di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (7/7/2018).
Hanya saja, kenaikan harga ini tentu membutuhkan waktu evaluasi yang matang. Oleh karena itu, sekarang setiap industri sedang menghitung apakah margin yang ada di industri ini mampu untuk menutupi kenaikan ini.