Dia menjelaskan, GSP merupakan fasilitas perdagangan yang diberikan oleh AS kepada Indonesia sejak 40 tahun lalu. Dengan demikian, pemerintah akan mengupayakan berbagai macam cara agar fasilitas tarif khusus ini tetap dapat melekat pada ekspor Indonesia ke AS.
"Pemerintah tentu berkepentingan mempertahankan fasilitas itu. Karena itu menyangkut banyak sekali barang, sehingga kalau kita mengekspor ke sana biaya masuknya nol yang masuk daftar itu," jelasnya.
Darmin pun menegaskan, tak perlu mempersoalkan khawatir atau tidak pada kondisi ini, yang pasti pemerintah akan berusaha GSP tetap berlaku. "Tidak usah tanya saya khawatir atau tidak, pemerintah khawatir atau tidak, pokoknya kita mau berusaha sekuat tenaga supaya itu bisa tetap," imbuhnya.
Kendati demikian, dia belum dapat menjelaskan terkait penawaran yang telah disiapkan oleh pemerintah pada pertemuan dengan AS 21-28 Juli mendatang. Dia mengatakan, skema penawaran masih bersifat rahasia.
"Kita sudah punya kesimpulan tapi kita enggak bisa ngomongin, karena kalau di sana nanti dibilang enggak mau, repot lagi kita. Lebih baik kita jangan cerita-ceritakan dulu," pungkasnya.