Terselip Kisah Pilu Kurir di Balik Keuntungan Bisnis Pengiriman Amazon

Agregasi Sindonews.com, Jurnalis
Kamis 13 September 2018 07:47 WIB
Ilustrasi: Foto Shutterstock
Share :

Tuduhan Janji Palsu dan Intimidasi

Beberapa orang menjelaskan kejadian ketika bos mereka di perusahaan kurir yang berafiliasi dengan Amazon mengambil keuntungan dari mereka. Empat pengemudi di tiga perusahaan mengatakan majikan mereka salah mengartikan pekerjaan itu dengan menjanjikan manfaat kesehatan tanpa menindaklanjuti.

Seorang pekerja mengatakan, ketika dia memulai pekerjaannya, majikannya berjanji bahwa dia akan mendapatkan manfaat kesehatan dalam waktu 90 hari kerja. Tapi dia dipecat beberapa hari setelah bekerja.

Delapan pekerja di empat perusahaan mengatakan para pengemudi ditolak lembur, meskipun bekerja lebih dari 40 jam seminggu. Sebanyak 13 pekerja di lima perusahaan mengeluh tentang gaji yang dipangkas.

"Mereka adalah pemangsa. Banyak janji yang dibuat tetapi tidak ditepati," kesal Ku Irvin, yang mulai bekerja sebagai sopir untuk DeliverOL, di Aurora, Colorado, pada November 2016.

Meski sembilan bulan kemudian Irvin menjadi manajer, namun dia tidak bisa menahan atas banyaknya janji palsu. Irvin menambahkan, atasannya kerap lupa membayar lembur dan tidak menambah sopir baru, sehingga memberatkan kerja sopir yang ada dengan rute dan volume pengiriman yang terus bertambah. "Itu memuakkan bagi saya," tukasnya.

Beberapa pengemudi mengatakan kepada Business Insider bahwa mereka merasa tidak berdaya untuk mengatasi tekanan karena mereka takur akan dipecat atau upahnya ditahan. Selain itu namanya bisa dimasukkan daftar hitam dalam bisnis jasa pengiriman.

"Terkadang saya harus masuk pada hari libur yang telah ditetapkan untuk saya. Jika tidak, mereka mengancam akan memecat saya," keluh Justin Waring, mantan sopir untuk Courier Distribution Systems, di Lisle, Illinois, mengatakan kepada Business Insider.

Seorang sopir di Richmond, Virginia yang bekerja di perusahaan kurir yang berafiliasi dengan Amazon, mengklaim dia dikirim pulang pada hari kerja sebagai hukuman karena tiba terlambat satu menit. "Itu cara mereka mendisiplinkan Anda," kata pengemudi yang meminta namanya tidak ditulis karena takut dipecat.

Terkait masalah yang dialami para pekerja, Amazon mengatakan seharusnya mereka melaporkan kepada manajemen Amazon secara langsung sehingga perusahaan dapat melakukan penyelidikan.

Banyaknya Kasus di Perusahaan Pengiriman Barang

Kisah memilukan di Amazon bukan satu-satunya. Banyak pengemudi alias kurir di Amerika Serikat yang sudah mengeluh akan praktik perusahaan jasa pengiriman barang, terutama yang berafiliasi dengan Amazon. Seperti upah yang kerap dipotong dan waktu istirahat yang minim.

Bahkan dalam tiga tahun terakhir, ada lima tuntutan hukum yang diajukan terhadap Amazon dan enam perusahaan mitra di Illinois, California, Arizona dan Washington. Tiga dari kasus berhasil diselesaikan. Namun, Amazon tidak mengakui untuk salah satu kasus kesalahan.

Dan salah satu perusahaan yang juga mendapat sorotan adalah Prime EFS, perusahaan jasa kurir di New Jersey yang tahun lalu menghasilkan pendapatan USD7 juta. Namun para karyawan menggambarkan praktik pembayaran yang curang.

Prime EFS dijalankan oleh Frank Mazzola, nama yang sebenarnya sudah dilarang di industri sekuritas karena kasus penipuan pada 2014. Mazzola dan pamannya, John Bivona diperintahkan pengadilan membayar denda USD45 juta pada Februari lalu, atas dugaan keterlibatan mereka dalam kasus penipuan di Komisi Sekuritas dan Bursa Saham Amerika Serikat (SEC).

Konsumen Tidak Sadar Apa yang Terjadi dengan Para Pekerja

Terkait kasus di Amazon dan perusahaan sejenisnya, pengamat Hukum dan Kebijakan di Pusat Perburuhan UCLA, Tia Koonse mengatakan Amazon sejatinya telah menciptakan pengalaman belanja yang mulus sehingga pelanggan merasa nyaman. Lantas mereka memesan lebih banyak tanpa henti tanpa mempertimbangkan bagaimana proses paket tersebut tiba di pintu mereka.

"Bahwa Amazon telah mengatur pengiriman gratis dan cepat hampir mustahil tanpa apa yang terjadi dengan para pekerja. Ini proses yang tidak terlihat oleh kita sebagai konsumen, yang mengabaikan apa yang terjadi dengan para pekerja," tulis Koonse.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya