"Karena kalau kita ekspor itu profit turun karena di luar negeri logistik itu jauh lebih mahal dan harga juga tidak sebagus di Indonesia," sebutnya di Gedung Sindo, Jakarta, Kamis (20/9/2018).
Disisi lain, kondisi pasokan semen yang berlebih di Tanah Air membuat pemain industri ini juga menekan harga untuk bisa bersaing. "Kita juga sebagai BUMN tidak boleh kayak kurangi kapasistas produksi yang harus tetap di atas 90%, atau mengurangi karyawan," katanya.
Kondisi ini membuat kinerja penjualan perusahaan memang terus meningkat, namun laba bersih terus menurun.
"Jadi kita penjualan terus tumbuh, revenue tumbuh tapi profit turun drastis. Karena faktor harga turun, over supply dan persaingan makin kuat, harganya (semen) perang," kata dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)