Pengusaha: Tenaga Kerja di Indonesia Kebanyakan Lulusan SD

Yohana Artha Uly, Jurnalis
Senin 24 September 2018 22:39 WIB
Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani di HUT Kadin (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebutkan, pembangunan sumber daya manusia (SDM) sangat penting di Indonesia. Pasalnya, jumlah tenaga kerja profesional terbilang sedikit di Tanah Air. 

Ketua Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menyatakan, tenaga kerja Indonesia tertinggal dengan negara-negara lainnya. Dari 133 juta tenaga kerja domestik, hanya sekitar 12%-13% lulusan diploma atau sarjana.

"Tenaga kerja di Indonesia 50% pendidikannya SD (Sekolah Dasar), 26% tidak lulus SD," kata dia dalam acara memperingati 50 tahun berdirinya Kadin Indonesia, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (24/9/2018).

Sementara itu, dari segi indeks pembangunan manusia, Indonesia berada di peringkat 116. Sedangkan dalam peringkat daya saing SDM berada di peringkat 90 dari 118 negara.

Padahal, lanjut Rosan, bila menarik ke belakang sejarah Indonesia dengan adanya Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit menunjukkan besarnya peradaban nenek moyang Indonesia.

Kerajaan Sriwijawa tercatat sebagai kerajaan yang menjadi pusat pendidikan di Asia Tenggara pada masanya, sedangkan Kerajaan Majapahit tercatat mampu memiliki kekuasaan selama lebih 24 tahun.

"Ribuan tahun lalu nenek moyang kita juga mampu berlayar sampai Madagaskar, Borobudur juga masih jadi candi terbesar di dunia yang dibangun abad ke-8," katanya.

Melihat kondisi tersebut, maka menurutnya, selama puluhan tahun ini Indonesia telah mengalami kemunduran dalam tingkat SDM. "Oleh sebab itu angka pendidikan dan angkatan kerja memperlihatkan kemunduran intelektual bangsa," imbuhnya.

Dalam hal ini menurutnya, diperlukan revolusi mental untuk mengubah pola pikir dan meningkatkan daya saing pekerja Indonesia. Kata dia, lewat beberapa kebijakan pemerintah juga sudah mulai mendorong untuk merubah kondisi tersebut.

"Pak Presiden Jokowi dalam revolusi mental sudah baik, revolusi mental itu merubah cara pandang kita terhadap diri sendiri dan orang lain. Asian Games salah satunya, yang dalam jangka 2 tahun persiapannya sempat diragukan banyak pihak, tapi terbukti kita bisa dan berhasil dari semua lini dan diakui negara-negara lain," katanya.

Di sisi lain, juga didorong dengan program pendidikan vokasi. Anggaran pendidikan juga ditetapkan sebesar 20% pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

"Kita negara besar tapi belum dari segi SDM, dibutuhkan satu rencana strategis tepat terstruktur dan terukur untuk bisa lakukan revolusi mental," pungkasnya.

Adapun acar tersebut turut dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hadir pula para tokoh penting di Tanah Air, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Archandra Tahar.

Nampak hadir pula Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI). Selain itu hadir juga para pengusaha yakni Erick Tohir, Sandiaga Uno, Surya Paloh. (feb)

(Fetra Hariandja)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya