Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Sulit Tanpa Manufaktur

Koran SINDO, Jurnalis
Selasa 25 September 2018 13:28 WIB
Ilustrasi: Shutterstock
Share :

JAKARTA - Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2019 sebesar 5,3%. Untuk mendorong itu, sektor manufaktur harus bisa tumbuh di atas 5%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, selama tiga tahun terakhir pertumbuhan sektor industri selalu tumbuh di bawah 5%. Menurut dia, selama sektor manufaktur tidak bisa tumbuh di atas 5%, maka pertumbuhan ekonomi akan sulit terangkat.

“Selama tiga tahun terakhir selalu tumbuh di bawah 5%. Selama manufaktur tidak tumbuh tinggi, itu pengaruhnya tinggi sekali pada perekonomian karena penerimaan pajak terbesar ada di sektor ini. Jadi, sangat penting untuk berbagai dimensi,” ujarnya di Jakarta.

 

Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan berupaya menjaga konsumsi tetap tumbuh di 5,1% pada tahun 2019. Dari sisi investasi dijaga di angka 7%, ekspor di kisaran 6,3% dan impor dijaga di angka 7,1%.

Baca Juga: Menteri Bambang Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,2%

Dari sisi supply side, sektor pertanian diharapkan bisa tetap tumbuh tinggi di atas 3% bahkan mendekati 4%. “Dengan situasi ini kita berharap pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% bisa dijaga tahun depan. Inflasi kita jaga di 3,5%, namun suku bunga akan mengalami tekanan agak naik. Mungkin suku bunga akan mendekati 5—5,25%,” ungkapnya.

Sri Mulyani menuturkan, pemerintah akan fokus agar dinamika global yang terjadi pada semester II/2018 tidak terlalu berdampak pada perekonomian. Berbagai langkah kebijakan tetap dilakukan termasuk kebijakan fiskal akan tetap ada untuk meningkatkan investasi serta memperbaiki defisit transaksi berjalan serta defisit neraca perdagangan.

“Fokus kita bagaimana kebijakan fiskal memperbaiki dari sisi alokasi dan distribusi. Kita juga perlu memperbaiki kebijakan investasi. Reformasi birokrasi tetap dilakukan,” tuturnya.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang menunjukkan peningkatan pada kuartal II/ 2018 sebesar 4,36% secara year on year (yoy) terhadap kuar tal II/2017. Sementara pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada periode kuartal II/2018 juga mengalami kenaikan 4,93% (yoy) terhadap kuartal II/2017. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, sektor manufaktur membutuhkan insentif agar bisa mendorong pertumbuhan di atas 5%.

Menurut Airlangga, beberapa insentif yang ditunggu sektor industri di antaranya insentif berupa pengurangan pajak di atas 100% (super deductible tax) yang terlibat dalam pendidikan vokasi dan melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) yang menghasilkan inovasi. “Insentif untuk super deductible tax, kemudian insentif inovasi dan juga insentif untuk PPnBM automotif, itu sangat ditunggu investor. Oleh karena itu, tadi dikatakan akan diberikan, maka akan kita tunggu. Dengan demikian kita akan menarik investor dan saya yakin pertumbuhan akan tinggi,” ujarnya.

Airlangga menuturkan, ada beberapa sektor industri yang pertumbuhannya di atas pertumbuhan ekonomi. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, pada kuartal II/2018 pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 8,67% atau melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,27%. Bahkan, sektor industri makanan dan minuman mampu memberikan kontribusi tertinggi terhadap PDB industri pengolahan nonmigas hingga 35,87%. Adapun sektor-sektor yang menjadi penopang pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada kuartal dua tahun ini, antara lain industri karet, barang dari karet dan plastik yang tumbuh sebesar 11,85%, kemudian diikuti industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki sebesar 11,38%.

Sementara industri tekstil dan pakaian jadi mencapai 6,39%. “Salah satu subsektor, misalnya industri kosmetik juga pertumbuhannya tinggi sehingga ini bisa dipakai untuk memacu investasi dan pertumbuhan industri. PMI (Purchasing Manager Index) itu juga tumbuhnya tinggi 5,9% saat ini. Artinya, confident level dari industri sedang bagus. Tentu ini harus kita pompa lagi,” katanya.

(Oktiani Endarwati)

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya