JAKARTA - Optimisme para pencari rumah pada semester kedua 2018 ini masih tinggi. Sebanyak 6 dari 10 orang berencana membeli rumah pada paruh kedua tahun ini, baik rumah baru maupun rumah seken.
Hal ini tercermin dalam hasil Survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2018 yang dikutip Okezone dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Sabtu (29/2018).
Survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2018 ini ditujukan untuk mengetahui respon pasar dari sisi permintaan sekaligus untuk menciptakan transparansi informasi untuk konsumen.
Baca Juga: Properti Cikarang Tercerahkan Proyek Infrastruktur
Survei ini melengkapi Rumah.com Property Index yang menyajikan lebih dari 400.000 data properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Sebanyak 63% dari 1,000 responden survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2018 mengaku berniat membeli rumah pada semester kedua 2018 ini. Menariknya, mayoritas responden yang berencana membeli rumah berasal dari golongan berpenghasilan di bawah Rp7 juta per bulan.
Dalam survei tersebut, sebanyak 53% responden yang berencana membeli rumah memiliki penghasilan di bawah Rp7 juta per bulan. Sementara itu, sebanyak 30% memiliki penghasilan berkisar Rp7 juta hingga Rp15 juta, dan sisanya berpenghasilaan di atas Rp15 juta.
Head of Marketing Rumah.com Ike N Hamdan menyatakan bahwa hasil survei ini sekaligus mengindikasikan kondisi ekonomi dan khususnya pasar properti tahun 2018 stabil. Masyarakat dengan penghasilan di bawah Rp7 juta pun optimistis akan membeli rumah di semester kedua 2018.
"Harga properti memang tidak bisa dibilang murah, tetapi berbagai kebijakan Pemerintah seperti pelonggaran aturan Loan to Value (LTV) atau besaran rasio uang muka memudahkan siapapun untuk memiliki rumah. Kalau dulu uang muka paling rendah 15%, sekarang pengembang bisa menawarkan uang muka hingga serendah 5%, bahkan tanpa uang muka," jelasnya.
Baca Juga: Rupiah Melemah, Bagaimana Dampaknya ke Industri Properti?
Kebijakan terbaru dari Pemerintah membebaskan pengembang untuk mengatur besaran uang muka. Kebijakan yang diterbitkan bulan Juli 2018 lalu ini terutama diterapkan pada pencari rumah pertama, yakni orang yang belum memiliki rumah. Sementara untuk orang yang hendak membeli rumah kedua dan seterusnya dikenai uang muka mulai dari 10%.
Selaras dengan fakta di lapangan, responden survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2018 yang berencana membeli rumah berasal dari kalangan pembeli rumah pertama, atau yang akrab dikenal dengan istilah first time buyers. Hasil survei menunjukkan bahwa 57% responden yang berencana membeli rumah sepanjang Juli-Desember 2018 merupakan kalangan first time buyers.
Sementara sebanyak 16% berasal dari kalangan upgrader, atau orang yang ingin berganti rumah ke skala yang lebih besar atau lebih baik, dari segi harga, luas rumah, maupun lokasi yang lebih strategis. Sisanya 15% yang hendak membeli rumah tambahan untuk investasi.
Ketika ditanya seputar rumah yang akan dibeli, sebanyak 50% responden yang berniat membeli rumah di paruh kedua tahun ini tidak mempermasalahkan antara jenis rumah baru atau rumah seken. Sementara itu, ada 45% yang hanya tertarik membeli rumah baru, dan ada 5% responden yang tertarik hanya pada rumah seken.
Rumah di Bawah 750 Juta Jadi Incaran
Selaras dengan tingkat penghasilan, mayoritas responden yang mencari rumah mengincar rumah dengan harga di bawah Rp750 juta, yakni sebesar 79% dari total responden yang mencari rumah.
Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan bahwa di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan lainnya, tentu sulit untuk mendapatkan rumah dengan harga di bawah Rp750 juta. Konsekuensinya adalah membeli apartemen dengan ukuran kecil atau rumah di perbatasan kota.
Bagi sebagian besar orang, penghalang utama membeli rumah bukanlah harga, melainkan minimnya informasi pembiayaan dan cara-cara transaksi. Hal ini wajar karena membeli properti melibatkan uang dalam jumlah besar.
(Dani Jumadil Akhir)