4. Mempelajari Bahasa Tubuh
Anda bisa menunjukkan rasa percaya diri saat negosiasi dengan menampilkan bahasa tubuh yang baik. Anda bisa berlatih mengangkat wajah, menegakkan bahu, dan tersenyum agar terlihat berwibawa dan profesional.
Sementara itu, Anda juga perlu mempelajari keahlian membaca bahasa tubuh orang lain. Dengan begitu, Anda tahu saat yang tepat untuk menarik ulur dalam sebuah negosiasi. Jika lawan bicara Anda menunjukkan alis berkerut, atau tangan menyilang, sebaiknya tahan diri untuk mengajukan penawaran lebih tinggi. Dan Anda harus berhati-hati dengan poker face!
5. Mendengarkan Dulu, Bertindak Kemudian
Ketika merasa terlalu percaya diri dalam sebuah negosiasi, maka Anda akan mengungkapkan semua keinginan dan menuntut terlalu banyak. Anda tidak peduli dengan lawan bicara.
Padahal, seharusnya Anda bisa menahan diri, mendengarkan penawaran pihak ‘lawan’, untuk kemudian mengambil keputusan yang tepat dan membawa proses negosiasi lebih nyaman. Anda bisa berlatih menjadi pendengar yang baik pada setiap sesi curhat dengan teman, pasangan, atau rekan kerja.
6. Mengetahui Cara Mengelola Stres
Terkadang, negosiasi harus dilalui dalam waktu lama dan penuh tekanan. Jika Anda tidak tahu cara mengelola stres, maka hasil kesepakatan bisa saja merugikan diri sendiri.
Untuk itu, Anda perlu mengetahui cara menghadapi tekanan yang mungkin terjadi di tengah negosiasi. Jadi, Anda mesti mempersiapkan berkas sebelum menghadapi mitra kerja sebagai ‘pegangan’ saat proses negosiasi mulai tidak sesuai dengan harapan. Anda juga bisa mencari tahu cara mencari celah untuk bernapas sejenak saat berada di bawah tekanan.
Dengan mengasah kemampuan tersebut, Anda bisa meningkatkan keahlian negosiasi dengan lebih baik. Kemampuan ini bisa digunakan untuk mendapatkan berbagai keuntungan untuk Anda, mulai dari mendapatkan harga barang terbaik, gaji relevan, hingga kesepakatan besar untuk perusahaan.
(Feb)
(Rani Hardjanti)