Kontribusi tertinggi berasal dari penjualan water pipe (Rp 697 miliar), black pipe non API senilai Rp 709 miliar hingga produk mechanical pipe senilai Rp 527,11 miliar.
Sebagai informasi, tahun ini perseroan menargetkan penjualan sebesar Rp 4 triliun atau tumbuh dari penjulan dan pendapatan di 2017 sebesar Rp 3,66 triliun. Realisasi penjualan tersebut tumbuh 12,38% dari penjualan di 2016 sebesar Rp 3,25 triliun. Disebutkan, pendapatan usaha tertinggi terdapat pada penjualan produk pipa hitam yang naik 48,07% dari sebelumnya Rp 428,71 miliar menjadi Rp 634,82 miliar.
Selain itu, penjualan produk pipa spiral tumbuh 47,88% pada 2017 menjadi 642,21 miliar serta didorong kenaikan penjualan produk pipa air sebesar 14% menjadi Rp732,99 miliar.
Baca Juga: ULASAN SAHAM: PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP)
Kemudian seiring kenaikan harga dolar AS, perseroan berencana menaikkan harga jual. Pasalnya, sebagai besar kebutuhan bahan baku untuk produk pipa dan baja perseroan masih banyak di impor.
Kata Tedja Sukmana, saat ini 60% bahan baku milik perseroan didatangkan secara impor. Namun, porsi impor bahan baku ISSP telah berkurang dari sebelumnya 69% pada tahun lalu.