JAKARTA - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) akan memberikan pinjaman kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Papua untuk memiliki saham PT Freeport Indonesia (PTFI) sebesar 10%. Adapun pinjaman yang akan diberikan adalah senilai USD900 juta atau sekitar Rp13,5 triliun (mengacu kurs Rp15.000 per USD)
Head of Corporate Communication and Government Relations Inalum Rendi A Witular mengatakan, pinjaman tersebut nantinya akan berasal dari fasilitas pinjaman untuk membeli saham Freeport. Adapun PT Inalum akan mendapatkan dana pinjaman sebesar USD3,85 miliar.
"USD900 juta diambil dari dana akusisi yang USD3,85 miliar itu. Sebenarnya itu uangnya Pemda (Papua) yang kita talangi dulu untuk bayar akusisi ini," ujarnya dalam acara diskusi Media di Penang Bistro, Jakarta, Kamis (18/10/2018).
Baca Juga: Beli 51% Saham Freeport, Inalum Jamin Tak Gadai Aset Negara
Rendi menjelaskan, dalam membayar dana talangan tersebut, nantinya Pemda Papua akan membayarnya dengan cara mencicil. Adapun cicilan tersebut akan diambil dari pembayaran deviden dan tidak akan membebani pemerintah daerah.
Meskipun begitu, dirinya memastikan jika cicilannya tidak akan membenahi Pemda. Sebab perseroan sudah memikirkan caranya agar alokasi deviden bisa lebih besar untuk pelunasannya.
"Kami pastikan bahwa cicilannya tidak akan membebani Pemda Papua," ucapnya.
Meskipun dana yang dialokasikan besar, Rendi menyebut tidak semua deviden bagian Pemda akan digunakan untuk membayarkan cicilan. Sebab, Perseroan tidak ingin semua deviden nantinya digunakan untuk cicilan.
"Kami juga tidak mau kalau semua deviden untuk bayar cicilan," ucapnya.
Baca Juga: 8 Bank Asing Beli 51% Saham Freeport, Inalum Tak Libatkan China
Sebagai informasi sebelumnya, PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) akan memberikan pinjaman ke Pemerintah Daerah (Pemda) Papua, untuk memiliki saham PT Freeport Indonesia sebesar 10%.
Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan agar Pemda Papua bisa masuk menjadi pemegang saham Freeport Indonesia sebesar 10%, harus melunasi pembelian saham.
Budi mengungkapkan, saat ini Inalum dan Pemda Papua membahas struktur pinjaman dan pendanaan. Ditargetkan penyaluran pinjaman sudah dapat dilakukan pada akhir 2018.
(Feb)
(Rani Hardjanti)