Masuki Era Industri 4.0, Teknologi Dijadikan Peluang bukan Ancaman

Koran SINDO, Jurnalis
Minggu 21 Oktober 2018 11:05 WIB
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Share :

Mitra bisa mendapatkan produk lebih murah karena Bukalapak sudah bekerjasama dengan perusahaan produsen produk sebut saja Unilever, Danone, Nestle dan sebagainya. Mereka juga sudah memiliki supply chain dari pihak ketiga serta 25 ware house.

Pendistribusian satu jalur ini menjadi lebih efektif serta efisien, warung juga mendapat harga baik juga keuntungan yang lebih. Bukalapak akan menambah produk lain untuk kemitraan ini juga membantu permodalan.

Zaky terus berpikir bagaimana inovasi untuk makanan kecil seperti donat dan gorengan produksinya dibuat lebih modern lalu didistribusikan ke warung-warung. Menjadi mitra di Bukalapak menggunakan aplikasi sendiri yang mirip dengan market place.

Sudah banyak fitur seperti pembayaran menggunakan digital, bisa membeli kulakan, membantu akses permodalan, dapat point of sells. Aplikasi mitra juga bisa menginventori manajemen agara warung kecil memiliki sistem.

"Kami ingin membuat warung berbeda, jumlahnya banyak dan saling bersaing tetapi sayang tidak ada yang membuat mereka modern," ucap Zaky.

Ferid Belhaj, Wakil Presiden World Bank wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara mengatakan, teknologi membantu pengungsi, bantu anak-anak untuk mendapat pendidikan teknologi, membantu manusia saat mengalami konflik, agar mereka bertahan hidup dengan cara sa ling terhubung.

Menurutnya, inilah revolusi industri keempat yang berbasis luas juga berdampak lebih banyak. Revolusi industri kali ini berbeda dengan sebelumnya. "World Bank sudah 14 tahun menyetujui 1300 proyek untuk meningkatkan bidang teknologi. Kami juga menjadi penasehat terbaik juga berusaha bekerja sama dengan swasta agar mereka lebih berkompetisi. Kami juga sudah men du kung riset di universitas untuk memajukan teknologi," ungkapnya.

Dalam laporan Organisasi Buruh Internasional (ILO) dalam laporan Global Employement Trends For Youth angkatan kerja menyusut 35 juta orang porsi generasi muda turun dari 21,7% ke 15,5%.Director ILO Regional Office Asia Pasific Graeme Buckley menyebut, tantangannya bagaimana tenaga kerja yang menjadi bagian dari gig economy tidak mendapat jaminan sosial.

(Feb)

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya