“Apabila kita melihat karakteristik wilayah Indonesia, potensi migas yang harus dikelola sebagian besar berada di wilayah lautan. Oleh sebab itu, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan armada kapal maupun sarana lain dalam mendukung kegiatan sektor migas tersebut sangat diperlukan,” paparnya.
Langkah ini penting dilakukan agar kinerja dan produktivitas migas semakin meningkat, mengingat sektor tersebut punya nilai strategis bagi perekonomian nasional. Berdasarkan capaian pada semester I tahun 2018, penerimaan negara dari hulu migas sebesar USD8,5 miliar atau telah mencapai 71% dari target APBN 2018 sebesar USD11,9 miliar. Sedangkan dari segi investasi, sektor migas telah mencapai USD3,9 miliar.
Apalagi, industri perkapalan nasional sebagai salah satu sektor strategis juga telah mencapai beberapa kemajuan, di antaranya peningkatan jumlah galangan kapal lebih dari 250 perusahaan dengan kapasitas produksi mencapai sekitar 1 juta DWT per tahun untuk pembuatan kapal baru dan sekitar 12 juta DWT per tahun untuk reparasi kapal.
Baca Juga: Senin Depan, Pemerintah Umumkan Pemenang Lelang 6 Blok Migas