JAKARTA – Bunga krisan yang biasa dikenal dengan seruni, atau krisantemum adalah sejenis tumbuhan berbunga yang sering ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan rumah atau bunga potong sebagai hiasan acara pernikahan dan sebagai karangan bunga.
Bunga Krisan ditanam di daerah bersuhu sejuk. Biasanya ditemukan di daerah Cipanas, Jawa Barat terletak pada ketinggian 1.200 m dpl. Dilahan sejuk tersebut krisan ditanam di bedengan (gundukan tanah). Sebelum ditanami bibit krisan, tanah bedengan diberi pupuk dasar berupa pupuk kandang.
Berbisnis bunga krisan memanglah tidak mudah, tetapi bukanlah hal mustahil untuk Anda jika memang berniat membuka bisnis ini. Ketika
Baca Juga: Melihat Uniknya Budidaya Bunga Krisan yang Bernilai Jutaan Rupiah
Anda membuka bisnis ini, Anda harus giat menerima partner bisnis florist diseluruh Indonesia misalnya di daerah Rawabelong, Tanah Kusir bisa juga dikirimkan hingga luar kota ke Manado, Medan, Pontianak, dan lain-lain. Peluang yang sangat menarik bukan?
Berikut analisis krisan yang siap dipanen umur 12 minggu seperti dilansir buku 31 Inspirasi Bisnis di Masa Krisis karya Tim Flona:
Analisis Usaha
Lahan 1 ha (hektar)
Baca Juga: Bisnis Rumahan Keripik Sukun Modalnya Cuma Rp1 Jutaan
Biaya Investasi (selama 5 tahun)
1. Pembuatan green house dari bambu (atap, plastik UV, dinding inseknet) Rp 40.000 x 10.000 m2 Rp 400.000.000
2. Pembuatan instalasi listrik
Rp 10.000 x 10.000 m2 Rp 100.000.000
3. Pembuatan instalasi irigasi sistem jet spray
Rp 10.000 x 10.000 m2 Rp 100.000.000
Jumlah biaya investasi Rp 600.000.000
Biaya Tetap (1 bulan)
1. Bibit krisan siap tanam
Rp 96.000 stek x Rp 175 Rp 16.800.000
2. Pupuk kandang Rp 2.600.000
3. Pupuk kimia Rp 3.200.000
4. Pestisida Rp 3.200.000
5. Hormon Rp 2.000.000
6. Kertas pembungkus, karet dan isolasi Rp 1.500.000
7. Listrik Rp 1.500.000
8. Tenaga kerja harian Rp 6.000.000
9. Tenaga kerja tetap (mandor) Rp 6.500.000
10. Transportasi panen ke Jakarta Rp 4.000.000
Jumlah biaya produksi tanam Rp 47.300.000
Penyusutan Investasi
1. Rp 60.000.000 : 60 bulan Rp 10.000.000
Total biaya tetap Rp 57.300.000
Biaya Tidak Tetap
1. Lain-lain Rp 1.000.000
Total biaya tidak tetap Rp 1.000.000
Total Biaya Produksi Tiap Bulan
Biaya tetap + biaya tidak tetap
Rp 57.300.000 + Rp 1.000.000 Rp 58.300.000
Hasil Usaha Tiap Bulan
Rp 80.000.000 – Rp 58.300.000 Rp 21.700.000
Periode Balik Modal
(Biaya investasi + biaya produksi) : (keuntungan x periode)
(Rp 60.000.000 + Rp 57.300.000) : (Rp 21.700.000 x 3)
= 10,97 = 11 periode tanam
Catatan
Pemasukan Rp 80.000.000 juta diperoleh setelah tiga bulan tanam. Berikutnya panen setiap seminggu sekali karena menggunakan teknik rotasi lahan dan tanam seminggu sekali.
(Dani Jumadil Akhir)