JAKARTA - PT Acset Indonusa Tbk (ACST) membukukan penurunan laba 18% di kuartal tiga 2018. Kendati demikian, pendapatan tercatat tumbuh 40%. Dalam siaran persnya di Jakarta, disebutkan, perseroan mengantongi laba setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp91,23 miliar, turun dari posisi Rp111,27 miliar di priode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Acset Indonusa Revisi Target Kontrak Baru Jadi Rp7,5 Triliun
Acset Indonusa mengantongi pendapatan Rp2,73 trilun. Jumlah tersebut naik 40,54% dari posisi Rp1,94 triliun pada kuartal III-2017. Sementara itu, beban pokok pendapatan perseroan tercatat naik 35,67% secara tahunan pada kuartal III/2018.
Terjadi kenaikan dari Rp1,62 triliun menjadi Rp2,20 triliun. Di sisi lain, biaya keuangan atau finance costs perseroan mengalami lonjakan 302,22% secara tahunan. Nilai yang dikeluarkan emiten berkode saham ACST itu naik dari Rp55,36 miliar menjadi Rp222,67 miliar.
Baca Juga: Bagi Dividen Rendah, Saham Acset Belum Layak Beli?
ACST memaparkan komposisi pendapatan pada periode tersebut terdiri atas infrastruktur 77%, konstruksi 13%, pondasi 6%, sektor lainnya 4%. Adapun, sektor lainnya menggambarkan aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh anak usaha perseroan.
Di triwulan tiga 2018, PT Acset Indonusa Tbk berhasil mencatatkan kontrak baru sebesar Rp835 miliar atau baru tercapai 8,35% dari target kontrak baru tahun ini senilai Rp10 triliun. Meskipun pencapaian kontrak tersebut masih jauh dari target, perseroan konstruksi ini tetap optimis target kontrak baru bakal tercapai, berikut dikutip dari Harian Neraca, Senin (29/10/2018).
(Kurniasih Miftakhul Jannah)