Mahal dan Sulitnya Proyek MRT Fase II karena Sungai Ciliwung

Giri Hartomo, Jurnalis
Selasa 30 Oktober 2018 16:41 WIB
Foto: MRT Jakarta (Giri/Okezone)
Share :

JAKARTA - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta resmi mendapatkan pinjaman dari Japan International Coorporation Agency (JICA) sebesar Rp9,4 Triliun beberapa waktu lalu.

Dana tersebut merupakan pinjaman tahap pertama untuk pembangunan proyek MRT Jakarta fase II yang menghubungkan dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) menuju Kampung Bandan.

Adapun pinjaman JICA sendiri untuk proyek MRT Jakarta terbagi menjadi dua tahap. Adapun tahap pertama yakni sebesar Rp9,4 triliun dan tahap kedua sebear Rp13,1 triliun dari total pinjaman sebesar 22,5 triliun.

Baca Juga: JICA: Sudah Saatnya Jakarta Punya Transportasi Modern Seperti Jepang

Jika dibandingkan fase pertama, biaya pembanguan MRT Jakarta fase II ini jauh lebih mahal dibandingkan fase pertama. Sebagai perbandingan, pembangunan MRT Jakarta fase pertama sendiri menelan biaya Rp16 triliun untuk panjang 16,8 kilometer (km), sedangkan fase II sendiri menelan biaya Rp22,5 triliun untuk jarak 8 km saja.

Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim mengatakan, ada beberapa alasan mengapa biaya yang butuhkan untuk membangun proyek MRT Jakarta fase II jauh lebih besar dari fase pertama. Salah satu alasannya adalah rumitnya konstruksi pada MRT Jakarta fase II.

Baca Juga: Menuju Operasional, Pengerjaan MRT Jakarta Tinggal Finishing

Selain itu lanjut Sylvia, letak geografis dari proyek MRT Jakarta fase II ini juga relatif sulit dibandingkan fase pertamanya. Jika pada fase pertama hanya berada di tengah koridor jalan Jenderal Sudirman, pada fase kedua ini terkendala adanya sungai Ciliwung di daerah tersebut.

 

Selain itu menurutnya, masalah lain adalah pada saat melakukan penggalian tanah yang diusahakan agar tidak menganggu aktivitas masyarakat sekitar. Sebab menurut Sylvia, jalanan di Gajah Mada lebih sempit dibandingkan koridor Sudirman-Thamrin dan berpotensi menimbulkan kemacetan.

"Kita akan membangun usahakan stasiun bawah tanah sampai stasiun kota. Ini menjadi tantangan karena terletak di bawah tanah dan sempit karena ada sungai, dan juga ada gedung-gedung tua. Ini yang menyebabkan total biaya lebih besar dari fase I per kilometernya. Biaya yang dibutuhkan pada fase II ini adalah Rp22.5 triliun," ujarnya saat ditemui di Kantor MRT Jakarta, Selasa (30/10/2018).

Baca Juga: Proyek MRT Jakarta Kantongi Pinjaman Rp8,4 Triliun dari JICA

Selain itu lanjut Sylvia, setiap stasiun yang dibangun di fase II ini juga memiliki tipe yang berbeda-beda. Sebagai salah satu contohnya, untuk Stasiun Sarinah, Monas hingga Stasiun Jakarta Kota akan dibuat sebagai stasiun besar.

Menurut Sylvia, ketiga stasiun tersebut diyakini akan jauh lebih sulit pembangunannya dibandingkan yang lainnya. Sebab, ketiga stasiun ini merupakan jalur interkoneksi dengan transportasi lain seperti Kereta Rel Listrik (KRL) ataupun kereta MRT fase sebelum dan selanjutnya.

Khusus Stasiun Sarinah dan Monas nantinya juga akan dibuat dengan tipe stasiun dua level dengan kedalaman kurang lebih 18 meter. Begitupun juga dengan Staisun Harmony yang akan dibat serupa dengan kedua stasiun tersebut.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya