Dia mengungkapkan, pendapatan negara salah satunya dari ekspor. Tapi sayangnya 65% ekspor Indonesia dari barang mentah. "Sehingga yang menentukan pasar global. Padahal, kalau ekspornya sudah dalam bentuk barang jadi, kita bisa menjual barang dengan menyesuaikan dengan nilai produksi," ujarnya.
Pada kesempatan itu, pihaknya juga mengapresiasi dan mendukung langkah pemerintah yang membatalkan kebijakan menaikkan BBM.
Menurut dia, langkah tersebut sudah tepat. Karena di saat bersamaan memasuki tahun politik yang dinilai bakal memicu kegaduhan jelang Pemilu. Selain itu, dampak yang sangat dirasakan adalah dapat menurunkan daya beli masyarakat.
"Menaikkan BBM itu bukan solusi. Bahkan saya paling menantang. Kalau tidak bisa memberikan solusi ekonomi kepada masyarakat, setidaknya tidak memberikan beban lagi pada masyarakat. Karena berdasarkan hasil survei pasca kenaikan BBM tahun 2014 lalu, justru daya beli masyarakat menurunnya drastis. Tapi bagi masyarakat kelas menengah ke atas hal itu tidak berdampak," katanya.
Melemahnya rupiah terhadap dolar juga dinilai Hendri lantaran belum terwujudnya demokrasi ekonomi di Tanah Air. Pihaknya juga akan membantu pemerintah dalam percepatan terwujudnya demokrasi ekonomi nasional.