JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida menyatakan, kemajuan teknologi memberikan perubahan yang besar terutama pada jasa keuangan. Hal ini mengingat dunia sedang bergerak ke industri 4.0, yang seluruhnya memanfaatkan digital.
Perkembangan teknologi ini harus diadaptasi oleh Indonesia agar tak tertinggal dengan negara-negara lainnya. Tentunya perlu diimbangi dengan kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
"Diperlukan kemampuan sumber daya manusia yang memadai. Namun ironisnya, secara data dari BPS (Badan Pusat Statistik) sumber daya manusia kita punya kemampuan yang sangat rendah dan perlu ditingkatkan," ujarnya dalam dalam acara Seminar Nasional HUT OJK ke-7 'Financial Sector 4.0' di Gedung Wisma Mulia 2, Jakarta, Selasa (13/11/2018).
Baca Juga: KPK Minta OJK Perketat Transaksi Keuangan
Berdasarkan data BPS per Agustus 2018 sebanyak 60% angkatan kerja Indonesia berada di tingkat lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke bawah. Pendidikan yang rendah ini tentunya memberikan kesulitan untuk bisa beradaptasi dengan teknologi yang berkembang pesat.
Di sisi lain, Bank Dunia (World Bank) merilis data Indeks Modal Manusia (Human Capital Index), di mana Indonesia mendapat skor 0,53 dengan batas bawah 0,52 dan batas atas 0,55. Indonesia menempati peringkat ke-87 dari total 157 negara, masih di bawah negara Malaysia bahkan Vietnam.
Adapun Indeks Modal Manusia digunakan sebagai indikator baru dalam mengukur aspek sumber daya manusia dengan rentang skor 0 sampai 1. Skor ini memperlihatkan kaitan antara pendidikan dan kesehatan dengan tingkat produktivitas tenaga kerja generasi di masa mendatang.
"Ini PR (pekerjaan rumah) kita bersama untuk tingkatkan sumber daya manusia guna menghadapi era digital ini," katanya.
Baca Juga: OJK Pastikan AJB Bumiputera Punya Direksi Baru
Meski demikian, menurut Nurhaida, ada optimistis dalam kemampuan sumber daya manusia dengan melihat perkembangan startup atau perusahaan rintisan di Tanah Air. "Walaupun sumber daya manusia kita punya indeks yang rendah. Tapi ada generasi kita, meski jumlahnya tidak banyak, kapasitas mereka bagus dengan keberhasilan startup yang dibangun," lanjut dia.
Maka untuk tenaga kerja dengan kapasitas kemampuan yang terbatas, ditekankan dia, menjadi tugas bersama untuk bisa meningkatkannya. Dalam hal ini, Nurhaida juga meminta industri bisa berkontribusi dalam meningkatkan kemampuan tenaga kerja.
"Itu tentu merupakan kewajiban bersama untuk bisa meningkatkan sumber daya manusia kita. Mengajak sekaligus industri yang mempunyai tenaga kerja untuk bisa mendorong kemampuan tenaga kerjanya," jelas dia.
(Feb)
(Rani Hardjanti)