JAKARTA – Bila sebagian pelaku pasar menilai tahun politik di 2019 mendatang, menjadi kondisi yang cukup mengkhawatirkan di industri pasar modal. Namun tidak sebalik menurut pandangan Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Fauzi Ichsan. Dimana dirinya menilai, kondisi pasar modal di 2019 akan lebih menarik sejalan dengan berkurangnya tekanan dari pasar global.
Kata Fauzi Ichsan, ada dua faktor yang menyebabkan kondisi pasar finansial dalam negeri akan kondusif. Yakni faktor konvensional dan nonkonvensional. Faktor konvensional adalah melambatnya pertumbuhan ekonomi global dan kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS). Sedangkan faktor nonkonvensional adalah tensi perang dagang antara AS dengan negara lain, terutama China.
Baca Juga: Transaksi Harian BEI Meningkat, Asing Catat Aksi Beli Rp3,78 Miliar dalam Sepekan
Kata dia, IMF telah memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,9% menjadi 3,7%. Di sisi lain, sejumlah analis pasar global memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran 3,5%."Tapi tidak ada satupun yang memprediksi adanya resesi ekonomi seperti 2008 lalu. Kala itu pertumbuhan ekonomi negatif. Saat ini meskipun diprediksi turun tapi masih 3,5% minimal," ujarnya dikutip dari Harian Neraca, Jumat (16/11/2018).
Sementara itu, dari sisi kenaikan suku bunga, menurutnya AS tidak akan agresif pada tahun depan. Sebab, banyak pihak memproyeksikan inflasi di AS akan turun sehingga kenaikan Fed Fund Rate pada tahun depan lebih terbatas. Setidaknya, negara tersebut hanya akan menaikkan suku bunga acuan menjadi 3% pada akhir tahun depan. Pada intinya, kata Fauzi, kenaikan suku bunga di AS belum akan memicu kenaikan suku bunga global secara tajam. "Sehingga keadaan investasi sekarang masih jauh lebih baik dibandingkan 2008," tuturnya.