“Kita ditugaskan untuk melakukan restrukturisasi sejak 2008, permasalahan di Merpati yaitu struktur organisasi dan utang yang besar yaitu Rp10,7 triliun dengan aset Rp1,2 triliun, akhirnya Merpati berhenti beroperasi Maret 2014 hingga izinnya dicabut Kemenhub,” papar dia.
Menurut Henry, Intra Asia Corpora merupakan salah satu dari ratusan investor yang sebelumnya dinyatakan berminat untuk bekerja sama dengan Merpati. Dari sekitar 100 investor, jumlahnya berkurang menjadi 12. Hingga akhirnya Intra Asia Corpora menjadi satu-satunya investor yang dinyatakan siap untuk menyuntikkan dana ke Merpati.
“Kita mencoba menjaring apakah ada investor yang berminat, dari 100 investor lalu jum lahnya berkurang menjadi 12, kemudian dipilih satu, yaitu Intra Asia Corpora,” akunya. Henry menambahkan, dalam proposal yang disampaikan kepada para kreditur, Intra Asia Corpora bahkan telah menyertakan rencana bisnis Merpati hingga 15 tahun ke depan.
Hanya saja mengenai detailnya, Henry tidak bisa mengungkapkannya. Meski demikian, dalam proposal tersebut, Merpati bersama investornya sudah mencantumkan kapan kewajiban utang perusahaan mulai dibayar hingga kapan kewajiban itu akan lunas.
“Jika dilihat proposal yang sudah dibuat, itu menurut kami sangat bagus dan masuk akal, tapi mereka perlu waktu untuk menyuntikkan dana Rp6,4 triliun,” ungkapnya. Henry juga menjelaskan, pengoperasian Merpati mampu menggerakkan perekonomian nasional.