JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang 2018 mendapatkan 51 perusahaan baru yang melantai di bursa. Meski demikian, beberapa emiten yang melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) tersebut, langsung mengalami auto rejection saham oleh sistem Jakarta Automated Trading System (JATS).
Untuk diketahui, auto rejection merupakan pembatasan maksimum dan minimum untuk kenaikan dan penurunan harga suatu saham di BEI dalam satu hari. Hal itu agar perdagangan saham di pasar modal dapat berjalan secara wajar.
Baca Juga: Transaksi T+2 Diimplementasikan Hari Ini, Ini Sederet Keuntungannya!
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menilai, kenaikan harga saham-saham baru yang melejit itu lumrah terjadi. Kondisi ini disebabkan saat proses IPO biasanya perusahaan memberikan diskon atas sahamnya.
"Itu menunjukan bahwa perusahaan yang melakukan penawaran umum memang harganya terdiskon biasanya 20%-30%. Sehingga pada saat hari pertama terjadi kenaikan, itu namanya IPO underpricing," katanya di Gedung BEI, Jakarta, Senin (26/11/2018).
Sebagai contoh, saham PT Dewata Freight International Tbk. (DEAL) meningkat 69,33% ke harga Rp254 per saham dari harga penawarannya di Rp150 per saham. Lalu, saham PT Kota Satu Properti Tbk (SATU) yang mengalami peningkatan 69,23% ke level Rp198 per saham dari harga penawaran di level Rp117 per saham.
Dia menjelaskan, saat proses bookbuilding biasanya perusahaan bersama sekuritas yang ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi (under writer) mendatangi investor-investor institusi. Maka pada saat itu, investor memberikan masukan atau menawar harga saham sebelum terjadinya pembentukan harga.
Baca Juga: Fakta-Fakta BEI Kedatangan 200.000 Investor Saham Baru
"Itu masukan dari investor sehingga akan ketemu harganya dan bisa terjual kepada investor. Pembentukan harga dilakukan dari proses bookbuilding," ujar dia.
Nyoman mengatakan, diskon saham ini memang biasa terjadi pada pasar modal di luar negeri, diskon harga rata-rata sekitar 20-30%. Bahkan, di Amerika Serikat (AS) bisa terjadi diskon hingga 50%.
Namun demikian, dia memastikan, BEI tetap melakukan pengawasan pada proses pembentukan harga. "Tentu kita melakukan review kalau kenaikannya sampai 70%. Bagaimana proses pada saat bookbuilding, informasi dan pricing di hari pertama sampai beberapa hari berikutnya," jelas dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)