“Apabila gate eksisting tidak digeser, nanti hall di stasiun akan di penuhi pengunjung dan pedagang dari skybridge. Gate yang sekarang ada 13 itu akan maju mendekati skybridge. Nah, ini kami akan rekayasa lagi,” kata Dadan. Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah mengatakan, pembangunan skybridge berdasarkan penelitian dan kajian matang di lapangan. Seharusnya KAI membuka aksesnya agar terhubung dengan skybridge apabila tujuannya melayani masyarakat. Menurutnya kebijakan yang paling baik adalah melihat kondisi di lapangan. Skybridge hadir dalam mengeksekusi hasil penelitian dan kajian terbaik untuk melayani masyarakat pengguna transportasi kereta, khususnya yang menuju pusat grosir Tanah Abang.
Baca Juga: Akhir Oktober 446 Pedagang Kaki Lima Tempati Skybridge
“Kondisi lapangan itu, mobilisasi warga seperti apa di lapangan. Kalau minatnya ke situ (skybridge ), ya kita harus kasih jalan. Ini bukan soal kekuasaan, kita ini pemerintah pusat, pemerintah daerah. PT KAI hadir untuk melayani masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menilai, kegaduhan yang terjadi di Tanah Abang akibat tidak adanya perencanaan matang dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam menata kawasan Tanah Abang.
“Skybridge itu proses pembangunannya ujug-ujug kan tidak melalui perencanaan, tidak melalui kajian matang sehingga akhirnya seperti itu. Jadi, suatu pembangunan yang tidak terencana dengan baik dan tak memiliki kajian matang, hasilnya seperti itu (berantakan),” ujarnya.
(Bima Setiyadi)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)