Rivalitas Sengit Microsoft-Apple

Koran SINDO, Jurnalis
Kamis 29 November 2018 11:35 WIB
Apple (Foto: Reuters)
Share :

NEW YORK - Microsoft Corporation sempat menyalip Apple Inc sebagai perusahaan paling berharga di dunia kemarin. Hal itu merefleksikan kepercayaan para investor atas bangkitnya Microsoft di bawah kepemimpinan Chief Executive Officer (CEO) Satya Nadella ketika pabrik iPhone sedang mengalami pelambatan. Saham Microsoft pada awal pembukaan perdagangan sekitar USD106,27 dengan kapitalisasi pasar USD815,75 miliar.

Capaian itu mengalahkan nilai pembukaan Apple yang hanya mencapai USD813,88 miliar. Namun beberapa menit kemudian, Apple kembali ke posisi puncak. Kedua perusahaan itu terus saling salip.

Pada akhir perdagangan, Microsoft tidak mampu melampaui kapitalisasi pasar Apple yang mendominasi posisi puncak selama tujuh tahun terakhir. Nilai pasar Apple mencapai USD826,84 miliar, sedangkan Microsoft USD822,43 miliar. Data itu berdasarkan kalkulasi perusahaan data keuangan FactSet Research System Inc.

Baca Juga: CEO Apple Selalu Bangun Jam 04.00, Apa yang Dilakukannya?

Persaingan ketat itu hanya berselang empat bulan setelah Apple menjadi perusahaan Amerika Serikat (AS) pertama dengan nilai pasar melampaui USD1 triliun. Rekor itu kemudian disusul Amazon.com Inc. Nilai tertinggi Apple ialah USD1,103 triliun pada 3 Oktober.

Namun, sejak saat itu nilainya jatuh hampir USD300 miliar. Penurunan nilai Apple dilatarbelakangi berbagai faktor, mulai dari kekhawatiran prospek iPhone hingga kebijakan baru Pemerintah AS mengenai tarif impor perangkat keras dari China. Sejauh ini nilai Apple tidak tertandingi.

Apple pertama kali merengkuh takhta perusahaan termahal dari Exxon Mobil Corp pada Agustus 2011. Saat itu kenaikan saham Apple dianggap sebagai momen simbolis akan berjayanya perusahaan teknologi di atas perusahaan minyak. Sehingga nilainya mencapai USD340 miliar, diikuti Microsoft dengan nilai pasar USD200 miliar.

Para ahli menilai kedua perusahaan itu harus segera beralih pada bisnis berbasis layanan jasa. Dalam perkembangannya, Microsoft terus agresif mengembangkan bisnisnya dengan meluncurkan layanan cloud yang di gadang-gadang menjadi produk potensial.

“Microsoft sudah berganti pada bisnis layanan. Apple juga mencobanya,” ujar James Armstrong, Presiden Henry H Armstrong Associates yang memiliki investasi USD107 juta di Microsoft dan USD3,5 juta di Apple. Walaupun hanya sesaat, naiknya Microsoft ke posisi puncak perusahaan paling berharga dinilai sebagai kemajuan positif.

Baca Juga: CEO Apple Bakal Terima Gaji Rp1,7 Triliun

Microsoft terakhir kali menduduki posisi itu pada 3 November 2003 dengan nilai pasar USD289 miliar, lebih besar USD8 miliar daripada nilai pasar Apple. Saat itu produk Microsoft dan Windows sukses besar di pasaran.

Kejayaan Microsoft itu hanya terjadi setahun sebelum Apple meluncurkan iPhone, produk yang mendongkrak nilai dan keuntungan hingga melampaui perkiraan Apple sendiri. Google Alphabet Inc juga belum melakukan penawaran umum perdana (IPO), sedangkan Amazon baru berdiri sebagai ritel online AS.

Meski demikian Microsoft terjatuh, terutama di mata investor. Salah satu penyebabnya adalah pertarungan terkait pelanggaran aturan monopoli oleh Microsoft yang terjadi di mana-mana, terutama di AS dan Eropa.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya