BUENOS AIRES - Pemerintah China akan mengurangi dan mencabut tarif impor mobil dari Amerika Serikat (AS). Langkah ini diharapkan menjadi sinyal kedua negara raksasa tersebut melakukan gencatan senjata atas perang dagang mereka.
Rencana kebijakan Negeri Tirai Bambu tersebut diungkapkan Presiden AS Donald Trump, sehari setelah menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Buenos Aires, Argentina.
Sejauh ini China tidak memberikan komentar apa pun terkait pernyataan Trump yang disampaikan melalui Twitter itu. Jika benar, keputusan tersebut bukan hanya membuat industri automotif AS kembali menggeliat setelah tertekan akibat eskalasi perang dagang, tapi juga akan membawa angin segar bagi perekonomian dunia.
Baca Juga: AS-China Sepakati Gencatan Perang Dagang
Perang dagang menyebabkan bisnis lokal di AS dan China terluka dan mengganggu kondisi ekonomi internasional.
Kemarin pasar di Asia langsung membaik. Di China, Indeks Hang Seng merangkak 2,5% dan Indeks Shanghai Composite naik 2,6%. Indeks Nikkei 225 di Jepang juga naik 1%. Perkembangan positif juga terjadi di Eropa. Indeks FTSE 100 di Inggris, Cac 40 di Prancis, dan Dax di Jerman masing-masing naik 2% pada awal perdagangan pekan ini.
Indonesia juga merasakan sentimen positif. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Senin (3/12/2018) dibuka menguat. Indeks Bloomberg mencatat rupiah dibuka bertenaga 31 poin ke level Rp14.280 per dolar AS, padahal pada Jumat pekan lalu di level Rp14.301 per dolar AS.
Baca Juga: Trump dan Xi Jinping Damai, Begini Komentar Sri Mulyani
Angin baru hubungan AS-China tersebut merupakan tindak lanjut pertemuan Trump dan Xi di KTT G-20 di Buenos Aires. Dalam momen makam malam bersama keduanya sepakat tidak menaikkan tarif selama 90 hari untuk membuka ruang diskusi. Seusai pertemuan di Buenos Aires, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China menyatakan Presiden China dan AS menginstruksikan tim ekonomi masing-masing untuk mengurus pencabutan semua tarif.
Sebelumnya Trump mengancam menaikkan tarif barang dari China yang mencapai USD200 miliar dari 10% menjadi 25%.Pemerintah AS menyatakan kebijakan tarif merupakan langkah untuk melawan praktik perdagangan China yang timpang. China juga dituduh mencuri kekayaan intelektual. Sejak Juli AS menghantam China dengan tarif tinggi untuk barang senilai USD250 miliar. China balik menyerang dengan kebijakan serupa di sektor automotif.
AS kemudian memberlakukan tarif 25% untuk impor mobil dari China yang sebelumnya hanya 2,5%. Pada Juli juga China, yang merupakan pasar automotif terbesar di dunia, menerapkan tarif 40% untuk impor mobil dari AS. Kenaikan itu sangat tinggi dibanding sebelumnya yang hanya sekitar 15%.
Baca Juga: Sri Mulyani Cerita soal Trump dan Xi Jinping yang Berdamai hingga 90 Hari
Perang dagang itu memaksa para pembuat mobil menaikkan harga jual produk. Kini mereka dapat bernafas lega. “Beijing telah sepakat untuk mengurangi dan mencabut tarif impor mobil dari AS,” kicau Trump di Twitter, dikutip Bbc.com. Namun, Trump tidak memaparkannya lebih rinci. Pemerintah China juga diam seribu bahasa.
Di dalam keterangan pers Gedung Putih menyatakan kebijakan tarif AS terhadap barang impor dari China tidak akan berubah selama 90 hari. “Jika pada akhir periode yang sudah ditetapkan kedua belah pihak tidak mampu mencapai kesepakatan, tarif 10% akan dinaikkan menjadi 25%,” ungkap Gedung Putih.