Akankah Milenial Jadi Generasi Terkaya Kalahkan Baby Boomers?

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Rabu 19 Desember 2018 14:29 WIB
Ilustrasi: Foto Shutterstock
Share :

JAKARTA - Jika generasi baby boomers adalah generasi yang paling kaya, kelompok milenial harusnya menjadi kaya juga lewat warisan. Logikanya benar, tapi kenyataannya jauh lebih pelik dari itu.

Kita sudah sering mendengar berita seperti ini: kelompok milenial dililit utang pinjaman kuliah yang mencapai tingkat tertinggi, diperkirakan melebihi £1 triliun (Rp18 ribu triliun) di Inggris dalam 25 tahun ke depan, dan kesulitan membayar uang sewa rumah, karena biaya hidup yang semakin tinggi di seluruh dunia sementara gaji semakin rendah.

Angka-angka pun mengukuhkan laporan itu. Kekayaan turun-temurun antargenerasi berkurang jumlahnya, dan kelompok milenial diperkirakan akan mengalami nasib terburuk dibanding generas-generasi sebelumnya.

 Baca Juga: Kenaikan Kekayaan 50 Orang Terkaya RI Terjadi di Tengah Tekanan Rupiah

Meski begitu, ini tak mengejutkan. Kita tahu bahwa sejak 2008, krisis keuangan global berpengaruh besar pada kelompok milenial, banyak dari mereka yang lulus kuliah di situasi ekonomi dunia yang sulit dan beberapa negara masih mencoba mengatasi dampak krisis ekonomi itu.

Dengan pertumbuhan gaji yang lambat, biaya hidup yang tinggi dan berkurangnya simpanan pensiun maka kelompok milenial masih harus akan mengejar ketertinggalan simpanan itu bahkan sampai mereka pensiun.

Itu pun kalau mereka mampu berhenti bekerja. Forum Ekonomi Dunia memperkirakan bahwa pada 2050, saat kelompok milenial di delapan pasar pensiun terbesar dunia mulai memasuki masa pensiun, kesenjangan simpanan mereka bisa mencapai USD427 triliun, atau enam kali lipat lebih banyak dari angka pada 2015, yaitu USD67 triliun.

Penyebab kekurangan ini adalah masa hidup yang akan lebih panjang, perlambatan pertumbuhan jangka panjang dan rendahnya tingkat simpanan, serta rendahnya tingkat pemahaman keuangan.

 Baca Juga: Bos Djarum Jadi Orang Terkaya Indonesia, Kekayaannya Meroket Rp401 Triliun dalam 10 Tahun

Dan ini bukan gambaran yang menjanjikan bagi masa depan tapi mungkin ada skenario yang tidak terlalu pesimistis. Bisakah keuntungan dari generasi terkaya para baby boomers membalikkan peruntungan para milenial?

Pelindung dari badai

Berbeda dengan para milenial, baby boomers adalah generasi terkaya sepanjang sejarah dan akan tetap jadi yang terkaya sampai 2030.

Menurut laporan perpindahan kekayaan yang dikeluarkan oleh Royal Bank of Canada, saat kelompok ini mewariskan aset mereka ke anggota keluarga yang lebih muda, para analis memperkirakan bahwa mereka akan meninggalkan USD4 triliun ke milenial di Inggris dan Amerika Utara saja.

'Ledakan warian' ini akan membuat milenial, yang memiliki baby boomers di keluarganya, menjadi penerima warisan dalam jumlah pemecah rekor.

Lalu kemudian, apakah artinya solusi masalah keuangan para milenial terletak pada menunggu generasi baby boomer yang lebih kaya sampai meninggal dunia untuk kemudian mendapat warisan aset?

Argumen ini disampaikan oleh Paul Donovan, kepala ekonom global UBS Wealth Management. Dia memprediksi awal tahun ini bahwa milenial nantinya akan menjadi generasi terkaya dunia.

 Baca Juga: Kisah Arini Subianto Jadi Wanita Terkaya Indonesia Selama 2 Periode

Saat berbicara dengan Business Insider, dia menegaskan bahwa kekayaan tak hilang dari ekonomi. Dan karena jumlah baby boomers lebih banyak dari milenial, maka kekayaan akan menyatu dan berkonsolidasi saat diwariskan ke generasi berikutnya.

Sederhananya, jumlah orang memang semakin sedikit, tapi ada jumlah kekayaan yang sama yang dibagikan antara mereka.

Harta keluarga

Tapi kata Moritz Schularick, profesor ekonomi di Universitas Bonn di Jerman, tak semudah itu. Menurutnya, model perpindahan kekayaan antar-generasi yang menjadikan milenial generasi terkaya adalah 'model 1% terkaya dunia'.

"Ini hanya berlaku pada orang-orang yang saking kayanya, mereka tak bisa menghabiskan uang mereka," katanya.

"Orang biasa dan model ekonomi standar berasumsi bahwa orang-orang akan menabung untuk usia tua mereka dan menggunakan tabungan (dan) kekayaan untuk biaya hidup saat mereka tak punya pemasukan. Saat mereka meninggal, mungkin ada warisan, tapi tidak banyak."

Lowell R. Ricketts, analis utama untuk Federal Reserve Bank of St. Louis's Center for Household Financial Stability, sepakat.

Menurutnya, hanya sebagian kecil dari keluarga baby boomer yang akan mewariskan 'kekayaan signifikan'. (Statistik dari US Federal Reserve untuk Juni 2018 membuktikan ini: bahwa antara 1995 dan 2016, hanya 2% dari warisan yang nilainya setara dengan USD1.000.000 atau lebih dan uang ini adalah 40% dari jumlah kekayaan yang diwariskan)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya