Nilai Eksposur Asuransi Akibat Tsunami di Selat Sunda Capai Rp15,9 Triliun

, Jurnalis
Jum'at 28 Desember 2018 12:49 WIB
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
Share :

Secara skema pembiayaan, menurut dia, pembangunan kembali fasum dan fasos beserta relokasi rumah warga sepenuhnya akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Nantinya, pemerintah akan membersihkan berbagai puing-puing bangunan akibat bencana tsunami. Setelah itu, merelokasi rumah warga yang ikut terdampak. Kemudian, memperbaiki berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial yang rusak.

Basuki mengatakan, pihaknya akan mencari lokasi yang tepat untuk merelokasi rumah warga. Sebab, sebelumnya rumah warga hanya berjarak 5 meter dari bibir pantai sehingga akan membahayakan warga jika bencana tsunami kembali datang.

"Betul-betul di bibir pantai, jadi bahaya, apalagi persis dekat Krakatau. Kita sudah bikin tanggul pantai di situ, nanti perbaikannya saya menunggu arahan pak Guburnur dan Bupati. Kalau sudah ada daerah untuk yang relokasi akan segera kita bangun," ujarnya.

Longsor 64 Hektar

Sementara itu, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudy Suhendar menyatakan terjadinya tsunami di selat sunda karena terjadi longsor di Gunung Api Anak Krakatau. Hasil kajian Badan Geologi berdasarkan pemantauan interpretasi citra, kelongsoran di Gunung Anak Krakatau mencapai seluas 64 hektar.

Rudy menyampaikan aktivitas Gunung Anak Krakatau ini terus meningkat mulai sejak 29 Juni 2018, frekuensi peningkatan paling besar terjadi pada 22 Desember 2018. "Yang terekam oleh kita pukul 21.03 kita sudah mulai agak besar dengan kebesaran itu dengan seismograf kebesaran per jam itu kita satu disertai kenaikan air laut yang menyebabkan tsunami pada malam itu," ujarnya di Pos Pemantauan Pasauran, Serang, kemarin.

Lalu pada 23 sampai 24 Desember 2018, hembusan letusan terus terjadi dengan amplitudo cukup tinggi over skill menunjukkan aktivitas kegempaan tremor menerus amplitudo 8-32 mm (dominan 25 mm) sehingga pagi tadi status Gunung Anak Krakatau berubah status dari waspada ke siaga.

"Kemarin sore dengan letusan dengan arah angin ke timur laut menjatuhkan abu ke pesisir wilayah Anyer dan Cilegon meskipun masih kurang dari satu mili dari ketebalan abu yang turun, Kami melakukan evaluasi dengan adanya abu. Per pagi tadi statusnya kita naikan dari waspada ke siaga," katanya.

Berdasarkan pemantauan PVMBG, terlihat cuaca mendung dan hujan di Gunung Anak Krakatau. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara dan timur laut. Suhu udara 24-26 celsius dan kelembaban udara 91-96 persen. Volume curah hujan tidak tercatat. Dari pengamatan visual gunung kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Terdengar suara dentuman di pos pengamatan Gunung Anak Krakatau.

Data yang diambil dari Stasiun Sertung, dekat kawasan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda ini, menunjukkan aktivitas kegempaan tremor menerus amplitudo 8-32 mm (dominan 25 mm). Status siaga ini membuat masyarakat diminta tak mendekati kawah Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 Km.

(Feby Novalius)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya