Lebih lanjut Hendi menjelaskan, Semen Indonesia akan dapat memperluas jaringan pabrik semennya di dalam negeri, memperluas diversifikasi jenis produk yang ditawarkan, meningkatkan efisiensi khususnya biaya distribusi dan bahan baku, sekaligus memperkuat posisi bisnis ready mix dengan berbagai variasi produk dan solusi yang dapat meningkatkan nilai tambah kepada para stakeholders.
Hendi menambahkan, akuisisi ini akan memperkuat jaringan penjualan dan produksi yang lebih luas, meningkatkan kemampuan untuk menawarkan produk yang semakin beragam bagi para pelanggan, serta menawarkan berbagai peluang yang lebih baik bagi para karyawan, pemasok, para rekanan, dan pemangku kepentingan perusahaan.
“Selain akan menjadikan Semen Indonesia Group sebagai perusahaan semen terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan kapasitas 53 juta ton semen per tahun, transaksi ini juga merupakan wujud nyata sumbangsih BUMN dalam meningkatkan ketahanan industri semen nasional yang akan mendukung pembangunan berkesinambungan di Tanah Air,” pungkasnya.
Chief Executive Officer (CEO) LafargeHolcim Jan Jenisch mengatakan, penandatanganan per janjian pengikat jual beli bersyarat ini merupakan pencapaian penting bagi LafargeHolcim untuk memperkuat kondisi keuangannya. “Sebagai bagian dari strategi kami pada 2022, yakni ‘Membangun Untuk Pertumbuhan’. Kami berkomitmen untuk men divestasi aset senilai minimal CHF 2 miliar,” kata Jenisch. Sementara itu, analis Trimegah Sekuritas Christy Halim mengungkapkan, keputusan akuisisi Semen Indonesia terhadap Holcim Indonesia akan mendorong pangsa pasar emiten berkode SMGR tersebut.
Pangsa pasar Semen Indonesia diperkirakan mencapai 55% dan peningkatan volume pro duksi yang signifikan menjadi 50,9 juta ton atau setara dengan 47% dari total kapasitas nasional.
(Feby Novalius)