Selain itu, sebagai otoritas moneter, Perry berjanji akan mengoptimalkan langkah stabilisasi pasar tahun ini dengan berbagai instrumen seperti intervensi yang terukur, barter valas (swap), maupun Domestik- NDF (DNDF).
"Dua faktor lainnya untuk penguatan Rupiah adalah kredibilitas kebijakan yang ditempuh oleh BI, maupun pemerintah, dan defisit transaksi berjalan yang lebih rendah," kata Perry.
Baca Juga: 4 Faktor Ini Bikin Rupiah Lebih Perkasa di Tahun Politik
Di 2019, BI mengklaim optimistis bahwa defisit transaksi berjalan Indonesia akan menurun menjadi 2,5% Produk Domestik Bruto (PDB) dari kisaran tiga persen PDB di 2018.
Sepanjang 2018, ketika tekanan eksternal sedang tinggi menerpa pasar keuangan Indonesia, rupiah terdepresiasi 5,9%, dengan tingkat volatilitas 8%.
(Dani Jumadil Akhir)