Gurihnya Industri Kuliner Bikin Ekonomi Nasional Menggeliat

Koran SINDO, Jurnalis
Minggu 06 Januari 2019 10:30 WIB
Foto: Thesmartlocal
Share :

Bekraf juga melihat masih banyak yang perlu diperbaiki dan dikelola secara serius. Salah satunya akses perizinan usaha melalui satu pintu sehingga lebih efektif. Diharapkan pebisnis kuliner baru mendapatkan panduan dari pemerintah mengenai informasi perizinan hingga pendampingan hukum dalam proses pendirian usaha.

Ekonomi kreatif dan pariwisata memiliki keterkaitan yang sangat erat. Menurut Boy, perbaikan ekosistem sektor ekonomi kreatif akan meningkatkan nilai tambah untuk sektor pariwisata di suatu daerah.

Ada banyak daerah yang sudah diintervensi Bekraf, yang selanjutnya dijadikan daerah unggulan wisata oleh pemerintah setempat seperti Pesawaran Lampung dan Singkawang Banjarmasin. Boy mengungkapkan, daya tarik tempat wisata 20-30 tahun lalu masih seputar alam dan budayanya.

Namun dalam dekade terakhir beralih ke wisata untuk mencicipi kuliner seiring dengan banyaknya program televisi yang mengulas banyak lokasi wisata kuliner dari berbagai daerah. Promosi tersebut membuat masyarakat penasaran dengan ragam kuliner khas daerah.

Penentuan tujuan wisata pun kini dilihat dari makanan khas yang terkenal dari daerah tersebut sekaligus dengan cerita di dalamnya. Misalnya yang dilakukan Arie Parikesit. Dia sejak 2011 membuat tur wisata kuliner dengan nama Kelana Rasa.

Diakui Arie setiap tahun minat tur wisatanya ini selalu mengalami peningkatan. Dalam satu kali kunjungan tur wisata, Arie bisa membawa 20-40 wisatawan. Menurut Arie, tren wisata kuliner telah bergeser bukan hanya mengincar makanan asli dari daerah tertentu, tetapi juga makan di rumah warga setempat.

“Makanannya pun yang biasa hanya keluar di momen tertentu. Karena rombongan Kelana Rasa mau datang, jadi saya request untuk disajikan. Seperti pestanya orang Minang disebut baralek atau kendurinya orang Palembang bukan cuma makanannya saja, tetapi filosofinya dari acara tersebut,” urai Arie.

Dalam acara tersebut, peserta Kelana Rasa dapat langsung berinteraksi dengan warga sekitar serta mendapatkan pemahaman baru. Arie menambahkan, biasanya ada tata cara makan khusus dalam acara tersebut. Tren wisata kuliner seperti ini diakui Arie semakin diminati dan pelaku usaha ini belum banyak.

Siapa pun dapat mengambil peluang potensi besar ini. Arie mengingatkan, pengusaha tur kuliner ini harus punya pemahaman mengenai gastronomi. Dia mengungkapkan, wisata kuliner bukan sekadar tur yang hanya makanmakan, tetapi harus ada pengetahuan baru yang dibawa peserta.

Tur wisata kuliner ini juga diharapkan dapat membuat peserta semakin cinta dengan kuliner Nusantara. Pengalaman seperti inilah yang dicari wisatawan masa kini. “Selama ini kita tahu sate padang, padahal sebenarnya sate dari Minang itu ada lima jenis. Rendang itu bukan nama masakan, itu adalah proses. Ada 15 bahan yang bisa jadi rendang,” ungkap Arie.

Ke depannya Arie akan mengumpulkan data siapa saja yang siap lingkungannya menjadi tempat wisata kuliner. Kelana Rasa akan mengumpulkan data dan dibuat aplikasi sehingga memudahkan siapa pun yang ingin berkunjung.

“Tujuannya tentu memberdayakan masyarakat setempat. Meskipun di daerah mereka dapat mengelola warisan berupa bahan makanan, cara memasak, bahkan cerita filosofi sebuah acara atau makanan yang nantinya dijadikan sumber penghasilan mereka,” tambahnya. (Ananda Nararya)

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya