Ironisnya, para AMT kemudian membentuk lagi sebuah serikat pekerja dengan mencatut nama Pertamina Patra Niaga yakni Serikat Pekerja Awak Mobil Tangki PT Pertamina Patra Niaga.
"Hal ini menjadi bermasalah karena para AMT sendiri tidak bermitra secara langsung ke Pertamina Patra Niaga, tetapi kepada perusahaan transportasi yang bermitra dengan Pertamina Patra Niaga,” paparnya.
Pengamat energi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng menilai, aksi demo mantan AMT ini momentumnya sangat politis dan pasti akan menyita perhatian publik.
“Jika aksi ini tidak ditangani dengan baik oleh para mitra Patra Niaga sub kontraktor distribusi BBM, maka akan sangat merugikan Pertamina sebagai korporasi,” katanya.
(Dani Jumadil Akhir)