JAKARTA – Pemerintah menargetkan investasi hulu minyak dan gas bumi (migas) tahun ini sebesar USD14,79 miliar, meningkat dibandingkan target tahun lalu dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar USD14,2 miliar dengan realisasi sebesar USD11,99 miliar. Proyeksi itu akan dipenuhi dari 13 proyek hulu migas yang beroperasi tahun ini.
”Kalau tidak ada investasi penurunan produksi per tahun bisa mencapai kurang lebih 11%. Supaya tidak ada penurunan, maka perlu investasi,” ujar Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Dwi Soetjipto di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, total nilai investasi hulu migas dari 13 proyek tersebut mencapai USD702 juta atau Rp10 triliun. Sedangkan total tambahan produksi si sejumlah proyek hulu migas itu mencapai 240.000 barrel oil equivalent per day (boepd). Rinciannya untuk gas mencapai 1.300 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dan minyak sebesar 8.600 barel per hari (bph).
”Rencana investasi perlu terus ditingkatkan dan dikawal supaya terlaksana karena investasi pengaruhnya pada produksi,” kata dia.
Baca Juga: Skema Gross Split Jadi Biang Kerok Turunnya Investasi? Ini Penjelasan SKK Migas
Secara rinci 13 proyek tersebut terdiri dari Kompleks Betara milik Petrochina International Jabung Ltd, Terang Sirasun Batur milik Kangean Energy Indonesia Ltd, proyek Ario Damar-Sriwijaya milik PT Tropik Energi Pandan, proyek gas Temelat ke Gunung Kembar Selatan milik PT Medco E&P Indonesia, proyek Bukit Tua fase 3 milik Petronas Cari-gali Ketapang II Ltd, proyek Buntal- 5 milik Medco E&P Natuna Ltd, proyek Bison-Iguana-Gajah Putri milik Premier Oil Natuna Sea BV, dan Suban Compression milik ConocoPhillips Grissik Ltd.
Kemudian terdapat pula proyek onstream yang berpotensi menghasilkan minyak, seperti Kedung Keris milik ExxonMobil Cepu Ltd, proyek Bayan Gas milik Manhattan Kalimantan Investment Pte Ltd, dan proyek YY milik PHE ONWJ.
Baca Juga: Investasi Migas Semester I-2018 Rendah, KESDM Yakin Melejit di Akhir Tahun
Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan, salah satu upaya meningkatkan investasi hulu migas ialah dengan menggratiskan akses data migas sehingga seluruh dunia bisa akses data. Selain itu, pemerintah juga berencana melakukan kerja sama dengan negara Timur Tengah, yakni Irak dan Azerbaijan, guna meningkatkan investasi migas. Adapun kerja sama yang dibangun terkait pembangunan kilang minyak, petrokimia, dan eksplorasi migas.
”Pertamina berminat investasi di proyek Tuba Field Irak, tapi masih dijajaki. Nanti ke depan masih banyak kerja sama lain yang menyusul akan dilakukan,” kata dia.