Ditanyakan mekanisme seleksi, Muhadjir menyebut tidak jauh berbeda dengan seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS). Namun untuk tingkat kesulitan akan ada penyesuaian. ”Tapi kita sesuaikan kesulitannya untuk tua dan muda. Masa tua dan muda dibikin sama, nanti kehabisan napasnya,” katanya.
Dengan adanya seleksi PPPK ini, dia kembali meminta sekolah tidak lagi merekrut tenaga honorer. Dia ingin menuntaskan tenaga honorer yang ada saat ini. Jika tidak ditutup, jumlahnya akan terus bertambah dan tidak akan pernah tertuntaskan. ”Ini kita akan segera membangun sistem rekrutmen guru yang betul-betul sistemik, mengikuti standar kualifikasi yang benar. Kalau sekolah terus-terusan mengangkat honorer, kapan kita selesai?” ujarnya.
(Feby Novalius)