Sehingga Indonesia memang perlu mengembangkan industri hilirisasi batubara ini, sebab bukan hanya bertujuan mengurangi impor tapi juga mendorong ekspor.
"Produk ini penting, sekarang 70% LPG kita impor. Jadi kita concern untuk mencari solusi. Tahun kemarin neraca perdagangan kita defisit karena migas. Maka dengan kerja sama ini, akan membantu Indonesia untuk mengurangi impor dan memaksimalkan raw material dalam negeri," jelasnya di Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (16/1/2019).
Melalui teknologi gasifikasi, batu bara akan diubah menjadi syngas yang kemudian akan diproses kembali menjadi produk akhir (jadi). Nantinya, PTBA akan menyuplai batubara dari area tambang Peranap ke perusahaan patungan untuk diolah menjadi produk akhir yang akan dibeli oleh Pertamina.
Sementara itu, optimasi desain teknologi pengolahan akan dilakukan oleh Air Products and Chemicals Inc. Saat ini, ketiganya masih dalam tahap melakukan studi kelayakan bisnis dan komersial dari proyek tersebut.
Baca Juga: Masuk Daftar BUMN Bangkrut, Pertamina Beberkan Hasil Kerja 2018